
Dikatakan rekord, tapi negatif. Dibilang memalukan, ya itu adanya. Kenapa tidak, sebelas laga dilakoni, satu kali seri, satu kali menang, sembilan kali kalah. Hanya menggemas 4 point dari 11 laga. Rekord 9 kali kekalahan beruntun, menjadi lumbung angka dan gol bagi lawan
Kisah pilu, mengharu biru ini, juga terjadi pada musim 2024 – 2025 BRI Liga 1. Hendri Susilo dipercaya meracik Semen Padang FC, dibuat tak berdaya. Memilih pemain sendiri, tapi mampu bersaing ditengah kerasnya kompetisi. Semen Padang FC, setia bertahta di dasar klasemen.
Hendri Susilo Didepak
Kekalahan beruntun itu, membuat posisi Hendri Susilo kritis. Ia diganti Eduardo Almaedi. Faktor pemain tak berkualitas dan layak main di Liga 1 menjadi alasan. Perombakan besar besaran dilakukan pada putaran kedua. Cuci gudang, bersih bersih, tapi tak kunjung berhasil juga
Tertatih tatih, bak mendaki puncak Karang Putih, ngos ngosan, diawal putaran kedua. Kehadiran Alhassan Wakaso, Cornelius Stewar, Ghabi, tak mampu berbuat banyak. Kekalahan makin akrab menemani Semen Padang FC. Pertahanan tak sekokoh Semen Padang sebagai semen punya daya perekat yang tinggi. Kokoh menjaga bangunan bertingkat
Daya serang tak seganas tim pemasaran Semen Padang FC yang berjibaku dilapangan, ditengah kehadiran Semen Tiga Roda, Semen Merah Putih, Semen Garuda yang masuk ke Sumbar dengan banting harga. Lini tengah, tak sekuat manajemen Semen Padang yang bertahan ditengah badai semen lain yang ingin menguasai pasar di Sumbar
Lolos dari Lubang Degradasi
Dipenghujung putaran kedua, jelang berakhirnya musim 2024 – 2025 BRI Liga 1, Semen Padang FC bangkit. Better Late Than Never (lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali), kemenangan demi kemenangan dirasakan. Perlahan bangkit dari dasar klasemen dan jurang degradasi.
Bonus menjadi suplemen menambah semangat bertarung di lapangan. Ditengah badai menerjang, ombak menghantam Semen Padang FC, bertahan di Liga 1. Manajemen pun mempertahankan Eduardo AlmaIda menukangi Kabau Sirah mengharungi Super League BRI musim 2025 – 2026.
Lagi, Rombak Pemain
Seperti biasa dan biasa terjadi. Merasakan kerasnya kompetisi, mengharungi musim 2025 – 2926, perombakan pemain kembali dilakukan. Aroma Fortugal mengisi skuad Semen Padang FC. Ditambah kembalinya beberapa pemain yang pernah berkiprah di Semen Padang FC.
Lima besar menjadi target mengharungi kompetisi musim 2025 – 2026. Sayang, target tinggal target. Penyakit lama kembali berjangkit. Memasuki musim kompetisi 2025 – 2026, lima besar hanya impian tak menjadi kenyataan. Kekalahan demi kekalahan, kembali menemani perjalanan Kabau Sirah
Eduardo Almedi Didepak
Sampai minggu ke tujuh Eduardo hanya mempersembahkan sekali kemenangan dan sekali draw. Kekalahan beruntun, mengakhiri perjalanan pelatih asal Fortugal itu. Ia pun didepak diganti Dejan Antonic, pelatih yang telah lama berlalang buana di kompetisi sepakbola Indonesia. Ditangan pelatih asal Serbia itu, berharap Semen Padang FC, bisa bangkit, keluar dari dasar klasemen
Sesedih sedih Film, lebih sedih apa yang dirasakan pendukung Semen Padang FC. Pergantian pelatih, berharap Semen Padang FC bangkit dan meraih kemenangan, tak sesuai harapan. Sudah tiga laga dilakoni, masih akrab dengan kekalahan. GOR. H. Agus Salim, tak lagi menjadi ‘neraka’ Menjadi ‘lumbung’ angka dan gol bagi lawan. Ada apa dengan Semen Padang FC. Kok separah ini?
Penulis
Novri Investigasi


