Kecepatan Angin Menurun Karena Perubahan iklim ?

Spread the love

Penulis : Nikia Wahyuni Mahasiswa Departemen Fisika Universitas Andalas

Perubahan iklim sangat berkaitan dengan pemanasan global saat ini. Pertama kalinya dalam sejarah para ilmuwan mengklaim bahwa selama 12 bulan terakhir, suhu bumi 1,5 derajat celcius lebih tinggi dibandingkan masa pra-industri.

Menurut Copernicus Climate Change Service (C3S) (7/5/2024), secara global suhu dalam 12 bulan terakhir (Mei 2023-April 2024) lebih panas dibandingkan periode 12 bulan sebelumnya, yaitu 0,73°C di atas rata-rata tahun 1991-2020 dan 1,61°C di atas rata-rata pra-industri.

Data ini menunjukkan kenaikkan suhu bumi melewati batas kritis terhadap suhu yang belum pernah dialami oleh peradaban manusia. Kenaikan suhu bumi diduga akibat dari perubahan iklim.
Hubungan perubahan iklim dan pemanasan global
Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca jangka panjang.

Perubahan ini terjadi secara internal akibat dari perubahan aktivitas matahari atau letusan gunung berapi yang besar. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas secara eksternal atau ulah manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.

Seiring dengan meningkatnya populasi manusia, jumlah bahan bakar fosil yang terbakar juga meningkat. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang bertindak seperti selimut yang menyelimuti bumi yang dapat bertahan selama bertahun-tahun hingga berabad-abad di atmosfer, memerangkap panas matahari dan menyebabkab suhu bumi lebih panas secara keseluruhan.

Gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global adalah karbon dioksida, klorofluorokarbon, uap air, metana, dan dinitrogen oksida. Aktivitas manusia seperti itu menyebabkan gas rumah kaca yang memanaskan bumi lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya sehingga terjadinya pemanasan global.

Perubahan iklim memberikan dampak yang sangat luas pada kehidupan masyarakat. Tidak hanya berdampak pada naiknya suhu bumi, perubahan iklim juga berdampak di berbagai aspek seperti kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan air laut, banjir, mencairnya es di kutub, dan menurunnya kecepatan angin.

Hubungan perubahan iklim dan kecepatan angin
Beberapa dekade ini, para ilmuwan telah memperhatikan kecepatan angin yang di akibatkan oleh perubahan iklim yang salah satunya adalah pemanasan global. Kecepatan angin sangat ditentukan oleh perbedaan suhu global. Dosen fisika atmosfer di Universitas Andalas, Prof. Dr. techn. Marzuki (27/05/2024) mengatakan adanya angin di bumi ini disebabkan oleh suhu yang tidak merata-sangat dingin di kutub dan hangat di daerah tropis.

Perbedaan suhu tersebut dapat mendorong terjadinya angin, semakin besar perbedaan suhu maka kecepatan angin yang ditimbulkan semakin besar pula. Namun perbedaan suhu tersebut semakin melemah, karena adanya pemanasan global.

Pemanasan global saat ini membuat kutub lebih cepat memanas dibandingkan wilayah tropis, sehingga perbedaan suhu dan tekanan antara kutub dan tropis akan melemah dan membuat kecepatan angin menurun.

Menurut penelitian baru-baru ini di Nature, sejak tahun 1979, wilayah kutub mengalami pemanasan empat kali lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia. Hal ini jauh lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan sebelumnya, dan pemanasan ini dapat menyebabkan penurunan kecepatan angin yang lebih besar dari yang diperkirakan. Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan adalah peningkatan “kekasaran permukaan”- peningkatan jumlah dan ukuran bangunan perkotaan, yang berperan sebagai hambatan angin.

Penurunan kecepatan angin permukaan yang terjadi di berbagai belahan dunia baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran akibat dari perubahan iklim. Dari tahun 1978 hingga 2010, penelitian menunjukkan adanya penurunan angin di seluruh dunia, dengan kecepatan angin menurun sebesar 2,3 persen per dekade. Namun pada tahun 2019, sekelompok peneliti menemukan bahwa setelah tahun 2010, kecepatan angin rata-rata global justru meningkat dari 7 mil per jam menjadi 12,9 mil per jam. Meskipun ada data yang saling bertentangan, sulit bagi ilmu pengetahuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan memprediksi tren jangka panjang.

Namun, Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan akan terjadi perlambatan angin dalam beberapa dekade mendatang dan menyatakan pada tahun 2100 kecepatan angin rata-rata tahunan bisa turun hingga 10 persen.
Dampak perubahan kecepatan angin
Angin telah menjadi faktor yang diabaikan dalam studi perubahan iklim.

Bidang ini masih baru, datanya baru berumur 70 tahun, sedangkan data suhu berasal dari ribuan tahun yang lalu dan sistem angin terkenal sulit untuk dipelajari dan dianalisis. Perubahan tahunan yang besar membuat tren jangka panjang sulit dideteksi, dan kesimpulannya jarang yang pasti.

Namun, perubahan kecepatan angin yang menurun dan meningkat dapat menyebabkan dampak serius bagi dunia manusia maupun non-manusia. Salah satu dampak besar penurunan kecepatan angin adalah berkurangnya energi angin. Energi angin digunakan sebagai pembangkit listrik dan tidak menghasilkan polusi seperti karbon dioksida, karbon monoksida dan nitrogen oksida yang memicu pemanasan global.

Menurut Wiliams ahli fisikawan University of Reading mengatakan penurunan kecepatan angin sebesar 10 persen, akan menyebabkan penurunan energi yang dihasilkan sebesar 30 persen. Namun, jika penurunan kecepatan angin semakin meningkat, sumber penghasil energi listrik semakin berkurang sehingga akan berdampak pada kehidupan manusia. Tidak hanya itu, penurunan kecepatan angin akan berdampak pada kekeringan hebat, pertumbuhan tanaman, nelayan, sulitnya pesawat untuk lepas landas dan gelombang panas yang akan terus meningkat.

Namun kecepatan angin yang meningkat dapat menimbulkan kerusakan bangunan, kendaraan, jembatan, pohon tumbang dan memperburuk cuaca ekstrem, seperti terjadinya badai tropis. Dampak tersebut dapat memberikan kerugian besar secara material dan non-material yang dirasakan oleh masyarakat.

Upaya mengurangi dampak perubahan iklim
Perubahan iklim merupakan masalah serius yang dapat dirasakan secara lokal dan global, dengan menimbulkan bahaya yang besar terhadap kehidupan masyarakat.

Mengurangi dan memperlambat laju dampak perubahan iklim dapat dilakukan dengan berbagai langkah. Hal ini dengan melibatkan pengurangan gas rumah kaca dari sumber utama seperti pembangkit listrik, pabrik, mobil, dan pertanian. Untuk mengurangi gas rumah kaca tindakan yang dapat dilakukan dengan beralih ke energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi. Hutan, lautan, dan tanah juga menyerap dan menyimpan gas-gas ini, dan merupakan bagian penting dari solusi permasalahan ini.

Mengurangi dan menghindari emisi mengharuskan kita mengubah segala hal yang kita lakukan, mulai dari cara kita menggerakkan perekonomian dan menanam pangan, cara kita bepergian dan hidup, hingga produk yang kita konsumsi. Oleh karena itu, diharapkan setiap langkah kecil bersama dapat mengurangi dan memperlambat laju dampak perubahan iklim.

More From Author

Ny. Vanny Andree Algamar Dilantik Sebagai Pj Ketua TP-PKK dan Dekranasda Kota Padang

Korupsi Proyek, Berawal dari Proses Perencanaan dan Lelang Formalitas Itu, ke Hilirnya Pasti Bermasalah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT