
Investigasi – Sijunjung — Studi banding Pemerintah Nagari Kampung Pinang, Kabupaten Agam, ke Nagari Koto Tuo Kabupaten Sijunjung pada Kamis (13/11) tidak sekadar bertujuan menimba ilmu pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).
Kunjungan ini juga membuka ruang evaluasi terhadap tata kelola dan transparansi pengelolaan usaha nagari, terutama sektor peternakan yang menjadi sumber ekonomi strategis bagi Koto Tuo.
Rombongan yang terdiri dari unsur Pemerintah Nagari, BUMNag, dan Badan Musyawarah (Bamus) Kampung Pinang tersebut melakukan pertemuan di lantai dua Kantor Wali Nagari Koto Tuo.
Mereka datang untuk mengkaji langsung bagaimana BUMNag Koto Nan Tuo mengembangkan unit usaha peternakan sapi yang selama ini dikenal stabil, produktif, dan relatif minim kendala manajerial.
Sorotan pada Tata Kelola dan Mekanisme Pelaporan
Sekretaris Nagari Kampung Pinang menegaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya untuk “belajar sukses”, tetapi juga untuk mengetahui mekanisme pengelolaan yang dapat menjamin akuntabilitas BUMNag.
“Kami ingin melihat secara langsung bagaimana sistem pelaporan, pencatatan aset, dan mekanisme kontrol dijalankan.
Ini penting agar BUMNag tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga terjaga integritasnya,” jelasnya.
BUMNag Koto Nan Tuo selama ini dinilai sebagai salah satu BUMNag yang mampu menjalankan usaha secara tertib dan disiplin, terutama karena menempatkan aspek administrasi dan pencatatan sebagai prioritas.
Pj. Wali Nagari Koto Tuo Buka Data dan Proses PengelolaanKunjungan Kampung Pinang ke Koto Tuo Soroti Transparansi dan Tata Kelola Usaha Peternakan BUMNag
Investigasi – Sijunjung — Studi banding Pemerintah Nagari Kampung Pinang, Kabupaten Agam, ke Nagari Koto Tuo Kabupaten Sijunjung pada Kamis (13/11) tidak sekadar bertujuan menimba ilmu pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).
Kunjungan ini juga membuka ruang evaluasi terhadap tata kelola dan transparansi pengelolaan usaha nagari, terutama sektor peternakan yang menjadi sumber ekonomi strategis bagi Koto Tuo.
Rombongan yang terdiri dari unsur Pemerintah Nagari, BUMNag, dan Badan Musyawarah (Bamus) Kampung Pinang tersebut melakukan pertemuan di lantai dua Kantor Wali Nagari Koto Tuo.
Mereka datang untuk mengkaji langsung bagaimana BUMNag Koto Nan Tuo mengembangkan unit usaha peternakan sapi yang selama ini dikenal stabil, produktif, dan relatif minim kendala manajerial.
Sorotan pada Tata Kelola dan Mekanisme Pelaporan
Sekretaris Nagari Kampung Pinang menegaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya untuk “belajar sukses”, tetapi juga untuk mengetahui mekanisme pengelolaan yang dapat menjamin akuntabilitas BUMNag.
“Kami ingin melihat secara langsung bagaimana sistem pelaporan, pencatatan aset, dan mekanisme kontrol dijalankan.
Ini penting agar BUMNag tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga terjaga integritasnya,” jelasnya.
BUMNag Koto Nan Tuo selama ini dinilai sebagai salah satu BUMNag yang mampu menjalankan usaha secara tertib dan disiplin, terutama karena menempatkan aspek administrasi dan pencatatan sebagai prioritas.
Pj. Wali Nagari Koto Tuo Buka Data dan Proses Pengelolaan
Kunjungan ini mendapat sambutan langsung dari Pj. Wali Nagari Koto Tuo, Heries, S.H., didampingi Ketua BPN Koto Tuo, Direktur BUMNag Koto Nan Tuo, Ketua Unit Usaha Peternakan, TP PKK, serta unsur aparatur nagari.
Dalam kesempatan itu, Heries menyatakan bahwa pihaknya siap membuka proses pengelolaan BUMNag secara transparan.
“Apa yang kami jalankan di sini bisa dipelajari siapa pun. Prinsip kami sederhana: usaha nagari harus berjalan sehat, terbuka, dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Sikap ini diapresiasi rombongan Kampung Pinang, mengingat tidak semua nagari berani membuka data operasional BUMNag, terutama terkait aset, anggaran, dan laba usaha.
Pembahasan Teknis: Dari Pencatatan Keuangan hingga Risiko Usaha
Dalam sesi diskusi, tim BUMNag Koto Nan Tuo memaparkan beberapa aspek penting yang menjadi perhatian rombongan, di antaranya:
-mekanisme pencatatan dan pelaporan keuangan,
-pola kemitraan dan pemberdayaan masyarakat,
-strategi pemeliharaan dan penggemukan sapi,
-mitigasi risiko usaha peternakan,
dan aspek pemasaran hasil ternak.
Peserta dari Kampung Pinang aktif mempertanyakan bagaimana mitigasi kerugian dilakukan, bagaimana audit internal dilaksanakan, serta bagaimana BUMNag menjaga integritas pengelolaan usaha.
Peluang Kerja Sama dan Penguatan Pengawasan Internal
Kegiatan diakhiri dengan pembahasan tindak lanjut kerja sama antara kedua nagari. Selain rencana kolaborasi sektor peternakan, beberapa poin evaluasi juga muncul, termasuk kemungkinan peningkatan pengawasan internal agar usaha BUMNag benar-benar berjalan tanpa penyimpangan.
Kesimpulan: Antara Pembelajaran dan Pengawasan
Studi banding Kampung Pinang ke Koto Tuo bukan hanya perjalanan belajar, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat transparansi dan akuntabilitas BUMNag.
Dengan meningkatnya perhatian publik terhadap pengelolaan keuangan nagari, kunjungan seperti ini dianggap penting untuk memastikan bahwa setiap potensi ekonomi benar-benar memberi manfaat kepada masyarakat.
Kampung Pinang menegaskan akan membawa pulang seluruh praktik baik yang dipelajari dari Koto Tuo, sekaligus meningkatkan mekanisme pengawasan di internal BUMNag mereka sendiri.
(Jon KPPN / Investigasi)
Kunjungan ini mendapat sambutan langsung dari Pj. Wali Nagari Koto Tuo, Heries, S.H., didampingi Ketua BPN Koto Tuo, Direktur BUMNag Koto Nan Tuo, Ketua Unit Usaha Peternakan, TP PKK, serta unsur aparatur nagari.
Dalam kesempatan itu, Heries menyatakan bahwa pihaknya siap membuka proses pengelolaan BUMNag secara transparan.
“Apa yang kami jalankan di sini bisa dipelajari siapa pun. Prinsip kami sederhana: usaha nagari harus berjalan sehat, terbuka, dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Sikap ini diapresiasi rombongan Kampung Pinang, mengingat tidak semua nagari berani membuka data operasional BUMNag, terutama terkait aset, anggaran, dan laba usaha.
Pembahasan Teknis: Dari Pencatatan Keuangan hingga Risiko Usaha
Dalam sesi diskusi, tim BUMNag Koto Nan Tuo memaparkan beberapa aspek penting yang menjadi perhatian rombongan, di antaranya:
-mekanisme pencatatan dan pelaporan keuangan,
-pola kemitraan dan pemberdayaan masyarakat,
-strategi pemeliharaan dan penggemukan sapi,
-mitigasi risiko usaha peternakan,
dan aspek pemasaran hasil ternak.
Peserta dari Kampung Pinang aktif mempertanyakan bagaimana mitigasi kerugian dilakukan, bagaimana audit internal dilaksanakan, serta bagaimana BUMNag menjaga integritas pengelolaan usaha.
Peluang Kerja Sama dan Penguatan Pengawasan Internal
Kegiatan diakhiri dengan pembahasan tindak lanjut kerja sama antara kedua nagari. Selain rencana kolaborasi sektor peternakan, beberapa poin evaluasi juga muncul, termasuk kemungkinan peningkatan pengawasan internal agar usaha BUMNag benar-benar berjalan tanpa penyimpangan.
Kesimpulan: Antara Pembelajaran dan Pengawasan
Studi banding Kampung Pinang ke Koto Tuo bukan hanya perjalanan belajar, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat transparansi dan akuntabilitas BUMNag.
Dengan meningkatnya perhatian publik terhadap pengelolaan keuangan nagari, kunjungan seperti ini dianggap penting untuk memastikan bahwa setiap potensi ekonomi benar-benar memberi manfaat kepada masyarakat.
Kampung Pinang menegaskan akan membawa pulang seluruh praktik baik yang dipelajari dari Koto Tuo, sekaligus meningkatkan mekanisme pengawasan di internal BUMNag mereka sendiri.
(Jon KPPN / Investigasi)


