Oleh : Richard Akbar
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (KDH) atau Pilkada 27 November 2024, “Gonjang gonjing” percaturan politik di wayah Sumbar belum begitu hangat terekspose ke tengah tengah masyarakat.
Sepertinya pemilik Balon masih sembunyi sembunyi, seperti ” Mambali Jawi” di Pasar Muaro Paneh Kab. Solok. Menawarkan “Jawi” yang bagus dalam kain sarung yang tersembunyi.
Hanya dengan resek resek jari tangan dibalik kain sarung. Tertutup, Ndak diketahui orang banyak berapa harganya/ nilainya sapi itu, hanya mereka berdua yang tahu (pembeli dan penjual).
Begitulah baru terlihat percaturan politik di Sumbar saat ini. Belum “open” benar .
Barangkali di dalam “kamar kecil ” para parpol sudah melakukan pembicaraan/ mencari para bakal calon, bahkan mungkin sangat alot, dikunyah kunyah saja oleh partai bersangkutan,!tapi tak mengapung ke luar.
Cara cara begini tentu ada plus minusnya. Pertama, plusnya, parpol sangat hati hati memilih para bakal calon kepala daerah, seperti gubernur, walikota atau bupati. Tentu memilih tokoh yang terbaik dan terhebat, punya reputasi, elektabilitas tinggi dan berpeluang besar untuk menang.
Kedua, minusnya, bisa saja balon yang diusung parpol tersebut kurang sesuai dengan keinginan orang banyak / atau pemilih. Karena terlalu disembunyikan dan masyarakat tidak diajak dari awal. minimal ada jugalah sedikit bocor bocoran untuk diseleksi masyarakat dan melihat elektabilitas para Balon bersangkutan. Disukai atau tidak oleh masyarakat. Sehingga tidak seperti membeli “kucing dalam karung”. Dikira balonnya rancak ternyata “cemat cemot”.
Kini sepertinya baru banyak para bakal calon yang ingin bergabung dengan partai A, B, C dan lainnya. Belum muncul kepermukaan secara terbuka, siapa berpesangan dengan siapa, ataw partai itu bergabung dengan partai ini. Belum kelihatan secara transparan
Kita jujur saja, di Sumbar Parpol yang didirikan “Prabowo”, pada Pileg dan Pilpres tidak begitu signifikan. Hanya beda tipis dengan parpol pemenang, Tetapi “pesonanya” sepertinya sangat besar, karena Prabowo Presiden Terpilih Tahun 2024 – 2029.
Ada suara masyarakat ‘badarai’ bagaimanapun, siapapun yang menjadi pemenang/ pemimpin ke depan, baik gubernur, bupati dan walikota, tentu sedikit banyaknya barangkali ada bau bau itulah. Sehingga, bisa lebih leluasa ke pusat mengajukan program ini, itu, dan segala macamnya. Bahkan, kemungkinan besar permintaan bisa diloloskan lebih banyak??.
Itu kan hanya sekedar intermezo saja, dan omon omon ‘rakyat badarai’ di warung kopi.
Parpol pengusung, sebaiknya sudah memunculkan para Balon kepala daerah tersebut sejak dini. Jangan terlalu lama berfikir dan rapat rapatnya. Lebih cepat dimunculkan secara resmi, lebih cepat pula orang mengenal sosok Balon tersebut. Tentu akan menguntungkan figur bersangkutan menuju kemenangan.
Dalam Pilpres saja, sudah ada yang dimunculkan Balonnya secara resmi oleh parpol pengusung sejak setahun atau setengah tahun sebelum pemilihan.
Namun, siapa yang akan menjadi pemimpin diberbagai wilayah Sumbar lima tahun mendatang, diserahkan sepenuhnya kepada Parpol pengusung Balon dan masyarakat/ pemilih dengan cara cara yang elegan, santun dan sesuai tata krama ketimuran, plus mengacu aturan berlaku.