‘Banjir Air Mata Warga’ Mengiringi Setiap Banjir Menghantam Kota Padang. Sampai Kapankah Terus Begini, Masih Adakah Solusi?

Spread the love

‘Ratok malang’ mengiringi hujan nan datang
Hanya beberapa jam, hujan membasahi bumi, air di Kota Padang, sudah tergenang. Korban harta, korban perasaan, terus berulang ulang setiap banjir datang. Entah, sampai kapan derita ini, bergelut sengsara setiap banjir terjadi.

Sudah sering terjadi, tak ada solusi. Hanya narasi dan opini mengiringi musibah ini. Padahal, setiap banjir datang, musibah menimpa warga, kepala daerah, anggota dewan datang berkunjung. Bahkan, ikut melakukan evakuasi dan memberi bantuan. Itupun sifatnya sesaat, menjelang banjir reda dan warga pulang kerumahnya.

Sepertinya, mengobati lebih baik dari mencegah, solusi jika banjir terjadi. Mengobati hati warga yang luka akibat banjir dengan memberikan bantuan. Bukan, melakukan pencegahan bagaimana mengatasi banjir dan menyelematkan warga dari antaman banjir. Padahal, hujan datang tanpa diundang, banjir hadir, jika air intensitasnya tinggi mengalir.

Padahal, sudah banyak paparan para ahli, sudah sering seminar mengatasi banjir dilakukan. Tapi, aksi mengatasi banjir tak seimbang dengan solusi yang dicarikan. Masalah dana, memang menjadi alasan, karena butuh dana besar untuk mengatasi banjir, terutama membuat resapan air.

Terlepas dari besarnya dana untuk mengatasi banjir, setidaknya penyebab terjadinya banjir, perlu diatasi, seperti bangunan liar, terutama yang berada dialiran sungai. Meski, tidak permanen, namun rawan terhadap ancaman. Termasuk juga bangunan liar dibeberapa lokasi lain. Perizinan perumahan diperketat.

Seperti di Perumahan Banda Gadang, bekas penampungan air dijadikan perumahan. Akibatnya, perumahan itu, bagaikan kolam, saat terjadi banjir. Dan, beberapa perumahan lain yang rendah terhadap aliran air. Sedikit saja hujan, langsung banjir. Termasuk buruknya sistim drainase, sehingga tak bisa mengalirkan air ketika debitnya tinggi saat hujan.

Perizinan dan bangunan liar, kadang mengambil alih lahan yang seharusnya menjadi saluran air atau ruang terbuka hujan. Sehingga, saat hujan air tak bisa mengalir dengan baik dan menimbulkan genangan air. Lebarnya trotoar dan kecilnya drainase dibawah trotoar itu, juga tak mampu mengalirkan air. Bangunan diatas saluran air, juga terjadi di sepanjang jalan Kota Padang.

Fenomena ini, sudah lama terjadi. Bahkan, berulang ulang. Tahun 2023 lalu, berapa korban harta, berapa korban nyawa. Banjir dan longsor telah meluluhlantakan Kota Padang. Masih terasa duka mendalam, masih terbayang derita diakibatkan banjir dan longsor tahun 2023 itu, sekarang kembali dialami. Sama dasyatnya, sama parahnya.

Kehilangan rumah, kehilangan harta benda dan kehilangan anggota keluarga. Hujan air mata mengiringi hujan yang membanjiri Kota Padang setiap tahun. Apakah ini, bencana tahunan yang terus dihadapi. Dan, kecemasan menghantui disaat hujan. Entahlah, semoga ada solusi mengatasi semua ini. Dan, juga PR bagi walikota terpilih nanti.

Penulis
Novri Investigasi

More From Author

Politik Praktis ASN di Pilkada Kota Padang 2024, Surya Jufri Bitel, Jangan Bermain Api

Dani Faizal Penasehat Direksi Semen Padang dan Calon Walikota Padang Itu, Bagikan 2050 Karung Beras Kepada Warga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT