Lubuk Minturun janiah aianyo
Duduak bamanuang manjalang patang
Tahun politik lah ka tibo
Bakalibuik urang sagalanggang
Pasa Baru Kapalo Koto
Rami dek urang pai badagang
Caleg baru mulai setor muko
Patahana lah galak surang
Ka Tanjuang Ampalu pai baburu
Di rimbo kaja mangaja
Caleg baru marogoh saku
Incumbent pakai pitih negara
Tahun politik sudah didepan mata. Pemilihan Umum (Pemilu) tinggal menghitung bulan. Baliho sudah mulai berserakan di setiap sudut kota, menghiasi kampung dan desa. Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) disyaratak untuk sosialisasi dan memasang baliho untuk sosialisasi. Itupun menggunakan uang pribadi.
Sementara, Petahana santai saja, karena menjemput aspirasi dan beragam alasan lain, turun kelapangan menggunakan uang negara. Tak perlu pusing merogoh saku, semuanya sudah tersedia. Termasuk dana Pokir yang menjadi hak mereka untuk menyongsong pemilu. Petahana punya modal kuat mempertahankan kursi dari serbuan pendatang baru.
Sebagai ilustru bagi Caleg baru, langkah berat saat Pemilu, disebabkan banyaknya keuntungan diraih Petahana. Mereka sudah dikenal masyarakat dan sudah familiar. Mempunyai nomor urut teratas dalam kertas suara. Sebab, semakin Caleg mendapatkan nomor teratas, semakin tinggi perolehan suaranya. Ini disebabkan, keterbatasan kemampuan evaluasi pemilih yang minim informasi Caleg.
Ada tiga kunci keberpihakan Petahana dan keunggulan dalam memenangkan Pileg tersebut. Diantaranya, posisi nomor urut atas, kemampuan evaluasi pemilih dan kemenangan kursi di DPR. Dan, masih banyak keuntungan lain, seperti dana Pokir yang miliyaran pertahun, dana Bansos dan fasilitas lainnya menggunakan uang negara. Bermodal itu, Petahana susah untuk dikalahkan.
Tak bisa dipungkiri, media sosial, media massa, elektronik dan online hampir setiap hari memberitakan Petahana memberikan bantuan kepada warga melalui dana Pokir. Spandukpun membentang panjang dilokasi acara dan di tempat penyaluran dana Pokir lainnya, seperti infrastruktur. Untuk infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan lainnya, terpajang poto petahana yang membawa dana Pokir.
Seperti tahun sebelumnya, khusus untuk DPRD provinsi, kabupaten/kota Pokir melalui paket Penunjukkan Langsung, modal kuat bagi Petahana untuk kampanye terselubung. Paket dibawah Rp200 juta itu, sangat dimanfaatkan petahana untuk terjun kelapangan sembari mengkampanyekan diri. Fee didapat dari paket PL, bisa dimanfaatkan untuk makanan, minuman, sumbangan saat acara.
Lubuk Minturun janiah aianyoDuduak bamanuang manjalang patangTahun politik lah ka tiboBakalibuik urang sagalanggangPasa Baru Kapalo KotoRami dek urang pai badagangCaleg baru mulai setor mukoPatahana lah galak surangKa Tanjuang Ampalu pai baburuIntinya, dari paket PL itu, petahana tak perlu mengeluarkan uang dari kantong. Belum berupa Bansos, modal usaha UKM, bantuan ini, bantuan itu, semuanya serba menggunakan uang negara. Lalu, bagaimana Caleg baru untuk bersaing dengan Petahana bertarung dilapangan menarik simpatik warga. Sudah siapkah, mereka habis habisan bertarung menggunakan uang pribadi. Bersambung.