
Lareh badan di rantau urang
Hari rayo lah ka tibo
Taragak badan ndak ka pulang
Takana ayah sarato bundo
Nan sampik lah taraso lapang
Taragak jo kampuang lapeh juo
Dek Ikatan Keluarga Minang
Pulang Basamo manjadi nyato
Sairing sajalan barami oto
Latiah di jalan taraso hilang
Dek IKM pulang basamo
Mako kini kampuang tajalang
Kok lai buliah pinta jo pinto
Tahun muko balanjuik juo
Pulang basamo karajo nyato
IKM harapan kito basamo
“Pulang Basamo” yang digelar Ikatan Keluarga Minang, memberikan dampak positif yang luar biasa. Tak tanggung tanggung 70 bus disediakan, 3000 ribu perantau bisa pulang kampung. Terlepas ada beberapa catatan, namun kalau bisa ‘Pulang Basamo’ ini bisa menjadi agenda tahunan.
‘Pulang Basamo’ ini, sebenarnya sudah lama direalisasikan. Namun, Covid19 yang memporak porandakan negeri, memupus harapan untuk pulang kampung. 2023 ini, baru biasa direalisasikan. Dan, ‘Pulang Basamo ‘ IKM menuai pujian, baik dari perantau maupun di kampung. Mimpi bertemu ayah dan bunda, sanak saudara bisa terwujud
Label ‘Mudik Gratis’ memang jadi perbincangan. Sebab, masih ada saja uang dikeluarkan. Seperti untuk membuat Kartu IKM dan operasional lainnya. Terlepas dari persoalan itu, mengkoordinir ‘Pulang Basamo’ dan hemat biaya, meringankan perantau yang kurang mampu untuk pulang kampung sekali setahun itu. Tak ada gading yang tak retak.
Pengurus IKM, sudah memberikan yang terbaik. Kepedulian terhadap perantau sangat tinggi sekali. Mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan materi demi satu tujuan. Urang rantau pulang mudik, melepas rindu kampung halaman. Kalaupun ada suara miring, karena ini tahun politik, itu wajar saja. Apalagi, kepengurusan IKM banyak dihuni oleh orang politik. Seperti Fadli Zon dan Andre Rosiade.
Sekarang, perantau sudah di kampung halaman. Merayakan lebaran bersama sanak saudara, andai taulan dan kawan samo gadang jo sapaimanan. Terpenting lagi, bertemu ayah dan bunda, yang selama ini sangat dirindukan, ketika mengadu nasib di rantau orang. Bekerja keras, membanting tulang dan menyisakan penghasilan untuk bisa pulang kampung saat lebaran.
“Kalau ini memang akan menjadi agenda tahunan, perlu dilakukan pembenahan. Sehingga riak yang terjadi sekarang ini, bisa jadi pengalaman. Sebab, program ‘Pulang Basamo’ sangat mulia. Menjadi jembatan hati perantau dan kampung halaman. Semoga tahun berikutnya, akan lebih baik lagi. Termasuk semakin banyak bus disediakan. Sehingga, semakin banyak orang rantau bisa pulang lebaran. Semoga