
Kota Padang langganan banjir. Jangankan sehari, dua jam saja sudah menggenangi kota ini. Derita warga, saat hujan turun itu, terus menghantui, namun sampai sekarang tak ada solusi. Bahkan, banjir yang terjadi baru baru ini, sangat parah, hampir sama yang terjadi tahun 2016 lalu.
Belajar kita pada pengalaman banjir yang terjadi dan memporak porandakan Kota Padang, baik tahun 2016 dan 2023, ada beberapa hal yang bisa dipetik. Kenapa demikian, curah hujan beda, tapi parahnya sama. Curah hujan tahun 2023 ini (218 mm/) dan lebih kecil dibanding 2016 (> 300 mm/hari , dampak banjirnya sama. Tentu jadi pertanyaan, apa penyebabnya. Dan, bagaimana jika curah hujan itu terjadi kembali. Tentu perlu solusi.
Langkah jangka pendek, perlu segera dilakukan, penanganan banjir di Kota Padang, melihat kondisi banjir yang terjadi, perlu dilakukan pengurangan resiko banjir, dibutuhkan penambahan beberapa unit pompa penyedot air. Sebab, sekarang, tak banyak punya pompa penyedot air. Sehingga, belum cukup menangani banjir. Apalagi, disaat tingginya curah hujan yang terjadi.
Untuk jangka menengah dan jangka panjang, perlu dilakukan pengkajian ulang, terkait kapasitas sungai dan polder yang ada. Sehingga, bisa diketahui upaya penanggulangan banjirnya bagaimana, apakah penambahan polder, tanggul sungai atau normalisasi sungai.
Ini perlu dikaji ulang, sebab masterplan sudah dibuat 2001. Salah satu produknya banjir kanal dan drainase lolong, termasuk bangunan pengendalian banjir lainnya, beda dengan kondisi sekarang ini. Apalagi, jika dibandingkan kejadian banjir tahun 2016 dengan 2023. Curah hujan 2023 lebih kecil hanya (218 mm/hari), parahnya hampir sama dengan 2016, dengan curah hujan (%>300 mm/hari)
Resiko bencana banjir, juga disebabkan oleh kondisi lingkungan permukiman di daerah bantaran sungai yang sangat padat. Ditambah sistim tata bangunan dan sirkulasi tidak teratur, termasuk tanggul sungai dan drainase tak memadai. Sebab, sudah menyatu dengan bangunan hingga terjadi alih fungsi lahan. Solusinya, perlu juga diperketat masalah perizinan
Penanganan permukiman dan perbaikan infrastruktur pendukung serta penataan drainase, diharapkan menjadi salah satu fokus pemerintah agar bencana banjir tidak semakin parah atau terjadi lagi. Perlu juga diketahui, hal yang menjadi penyebab semakin banyaknya air dipermukaan
Karena, semakin banyaknya lahan resapan yang tertutup bangunan meningkatkan koefisiensi run off. Sehingga selanjutnya harus diantisipasi lagi dengan lebih selektif dalam tata perizinan penempatan bangunan. Termasuk drainase, kebersihan yang perlu dijaga bersama antara pemerintah dan masyarakat umumnya.
Trotoar Lebar, Drainase Kecil
Pekerjaan proyek trotoar di sepanjang kawasan perkotaan, juga menjadi penyebab terjadinya genangan air. Karena trotoar dibuat lebar, namun saluran air terlalu kecil. Diperparah lagi, kayu penyangga, untuk pekerjaan flat dukker dibawah pasangan paving block trotoar, tak dibongkar, sehingga, makin mempersempit ruang gerak air
Ini menjadi penyakit pekerjaan trotoar. Padahal, saluran air (drainase) kecil, sementara, trotoar dibuat lebar. Ketika hujan terjadi selama dua jam, tingginya debit air tak tertampung drainase. Bahkan, juga terhalang sedimen, kayu penyangga. Rekanan, tak memperdulikan, untuk membongkar kayu penyangga, terpenting pekerjaan trotoar selesai, walau beresiko makin menyempitnya saluran air.
Penulis
Novri Investigasi
You got a very good website, Sword lily I discovered it through yahoo.
Woh I like your content, bookmarked! .
Do you mind if I quote a couple of your posts as long as I provide credit and sources back to your website? My blog site is in the very same area of interest as yours and my users would really benefit from some of the information you provide here. Please let me know if this alright with you. Thanks a lot!