Oleh
Musfeptial
Peneliti Ahli Madya
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
PENDAHULUAN
Kota Padang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Barat. Sebagai ibukota provinsi, keberadaan Kota Padang menjadi penting dan strategis. Setidaknya daerah ini menjadi Penetapan hari jadi Kota Padang tentu sudah melalui kajian akademik yang panjang sehingga putusan tersebut menjadi sebuah ketetapan historis yang penting dan bersejarah untuk Kota Padang.
HARI JADI KOTA PADANG DAN MASYARAKAT PAUH.
Dalam bukunya Sumatera Barat Hingga Palakat Panjang, Rusli Amran menjelaskan bagaimana peran dan perjuangan masyarakat Pauh (sebelumnya bernama Si Ampek Baleh, kemudian terbagi jadi Pauh V dan Pauh IX) dalam mengusir Belanda di Kota Padang. Tidak berlebihan kiranya Rusli Amran dalam bukunya tersebut memberi istilah Pauh Kota Pahlawan ( 1981: 201). Bahkan menurut catatan orang Belanda yang bernama Van Bazel, telah terjadi pemberontakan lebih dari 20 kali yang dilakukan oleh orang Pauh dari 1665 sampai dengan 1740 (lebih kurang 70 tahun).
Tentunya, kita memaknai bahwa itu bukan pemberontakan, akan tetapi merupakan perlawan yang dilakukan oleh masyarakat Pauh terhadap penjajah demi mempertahankan tanah nenek moyang mereka. Bahkan, masih dalam catatan orang Belanda, Van Bazel, Belanda harus mengalami devisit untuk berperang dengan masyarakat Pauh yang begitu gigih dalam melawan Belanda. Hal ini disebabkan dengan terpaksa mereka harus mendatangkan beberapa kali pasukan khusus dan Istimewa dari Batavia dalam melawan pejuang Pauh.
Perlawan masyarakat Pauh menjadi srtategis dan menarik, dalam ranah perjuangan orang Minangkabau, karena dengan perlawanan masyarakat Pauh tersebut memutus hubungan Padang dengan daerah pedalaman di Minangkabau (Navis, 1984:23).
Bahkan Rajo Putih, seorang utusan Raja Pagaruyung tepatnya anak Bandaro dari Sungai Tarab yang pada awalnya ditugasi menjadi regen di Pauh, berbalik arah, ikut berjuang bersama masyarakat Pauh dalam mengusir Belanda.
INGATAN KOLEKTIF MASAYARAKT PAUH
Masihkan nukilan sejarah perjuangan dan keheroan tersebut terpatri dalam relung pikiran dan memori masyarakat Pauh dan Kuranji (seharusnya Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX, sebagai identitas budaya, karena Kuranji hanya sebuah tempat di Pauh IX), terutama generasi penerus. Tokoh hero dalam melawan Belanda yang berasal dari Pauh yang bernama si Patai dan Si Ganji Rajo Bujang.
Generasi berikutnya ada Lamah Bagolai, Marah Jantan, Si Badu dan Si Atai dan Buyuang Kurai dan lain lain.(Dasman Boy Dt Rj Dihilie, Mtrikini.com). Pada masa berikutnya ada nama Ahmad Hosen.
Lalu ada nama Djamaloedin Wak Ketok, yang namanya diabadikan menjadi nama jalan yang membentang dari Pisang, Koto Parak hingga ke Pasar Ambacang. Nilai perjuangan masyarakat Pauh (Pauh V dan Puh IX) seharusnya menjadi ingatan kolektif masyarakat Pauh sekarang.
Menjadi tolok ukur bahwa leluhur mereka dulu punya andil berjuang untuk meraih kemerdekaan. Maka, tugas mereka sekarang hadir dalam mengisi pembangunan bangsa yang kita cintai ini.
Hal penting lain, yang harus diketahui oleh generasi muda Pauh dan Koto Tangah bahwa hari jadi Kota Padang tidak terlepas dari peran masyarakat Pauh dan Koto Tangah, dengan penyerangan Loji Loji VOC Belanda di Muara Sungai Batang Arau (Dasman Boy Dt Rj Dihilie, Mtrikini.com).
DIRGAHAYU KOTA PADANG TERCINTA