Jika ada, penghargaan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terlama di Provinsi Sumbar, mungkin gelar itu layak disematkan kepada Ir. Fhatol Bari. Kalau ada, penghargaan Kadis PUPR terbanyak menjabat Kadis PUPR di kabupaten/kota maupun provinsi, mungkin tak akan lepas dari tangan Fhatol Bahri.

Separuh pengabdiannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dipercaya menjadi Kadis yang bertugas membangun infrastruktur. Tahun 2002, laki laki pembawaan tenang, bertutur kata lembut dan menyejukkan itu, sudah dipercaya menjadi Kadis PUPR Kabupaten Pesisir Selatan.

Sukses membangun Ranah Pasisia, pria pekerja keras itu, dipanggil Bupati Solok, Gusmal untuk membantu membangun infrastruktur di daerah penghasil beras tersebut. Kepiawaiannya melobi pusat dan kecerdasannya melakukan penataan ruang, denyut pembangunan Kabupaten Solok bergerak cepat

Rekor tersendiri, bagi laki laki yang mudah akrab dengan berbagai kalangan itu. Biasanya berganti kepala daerah, berganti juga pejabat dilingkungan daerah tersebut. Tapi, itu tak berlaku bagi Fhatol, sebab 10 tahun ia menjabat Kadis dengan dua kepala daerah berbeda.

Padahal, suasana Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Solok memanas, namun ia tetap dingin dikursi jabatannya. Pasalnya, incumben Gusmal yang membawa Fhatol ke Kabupaten Solok kalah suara oleh Syamsu Rahim. Fhatol terkesan tenang dan santai saat kisruh terjadi.

Tak ada keberpihakan dan tetap menjalankan tugas ditengah riuknya suasana Pilkada. Alhasil, Syamsu Rahim mengalahkan incumben dan tetap mempercayakan Kadis PUPR kepada Fhatol Bari. Bahkan, sampai habis jabatannya menjadi orang nomor di Kabupaten Solok.

“Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawab,” kata itu meluncur saat media ini pernah menjambangi Fhatol di kantor Jalan Tamsis pada suatu kesempatan. Ini merupakan modal utama baginya, sehingga dipercaya menjadi Kadis PUPR diberbagai kabupaten/kota di Sumbar

Jalan mulus dari pengabdian yang tulus, makin berbuah manis. Tahun 2016, Fhatol dipercaya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno membenahi infrastruktur di Sumbar. Iapun membuktikan diri dan Stadion Utama Sumbar, sebuah bukti karya nyatanya. Bahkan, akan menjadi icon dan kebanggaan daerah ini.

Prestasinya yang melejit, kinerjanya terlihat nyata, kepercayaan kembali diamanahkan padanya.
Habisnya masa jabatan Irwan Prayitno dan berganti Mahyeldi menduduki orang nomor satu Sumbar, Fhatol tetap aman. Beberapa pejabat eselon 2 diganti, Fhatol tak tergantikan dan kembali mengukir prestasi. Menjabat Kadis PUPR didua gubernur berbeda.

Meski, pandemi menghantam negeri ini. Anggaran infrastruktur dipotong untuk penanganan Covid19, Fhatol tetap tenang. Ia fokus pada pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan warga untuk diprioritaskan. Bahkan, juga memperketat Protokol kesehatan untuk bawahan maupun pelaksana dilapangan.

Birokrasi tetap jalan, urusan proyek tetap lancar. Kalangan pers tetap diutamakan. Tak menghindar saat konfirmasi. Tetap bekerja sepenuh hati, meski Covid19 menjadi penghalang.”Infrastruktur tetap jalan, tapi harus mengacu protokol kesehatan,” katanya kepada media ini pada suatu kesempatan di kantornya

Ia terkesan merendah, ketika ditanya, kiat dalam bekerja dan bisa menjalani amanah yang diberikan kepadanya. Hanya tertitip pesan, bekerjalah dengan hati. Jika kita mencintai pekerjaan, kita akan bekerja dengan hati.”Jalin komunikasi dengan baik, termasuk juga kalangan media,” kata Fhatol disertai senyumnya yang khas

Bagi Fhatol kontrol media terhadap pekerjaan proyek sangat dibutuhkan. Banyaknya paket pekerjaan, jauhnya lokasi dan terbatas pengawas, tentu kurang maksimal.” Kontrol media sangat dibutuhkan dalam mengawasi pekerjaan proyek dilapangan,” imbuhnya, seraya berharap kemitraan dengan media tetap terjalin. Demi pembangunan Sumbar yang lebih baik.

Sungguh sosok pemimpin yang perduli daerah. Mengabdikan diri dengan tulus dan ikhlas. Merangkul berbagai kalangan melalui pendekatan kekeluargaan. Pantas tingginya kepercayaan kepala daerah kepada Fhatol untuk membangun infrastruktur. Dan, pantas juga gelar Bapak Pembangunan Sumbar disematkan kepada dirinya. Novri