Proyek trotoar sempat menjadi program unggulan di Kota Padang semasa kepemimpin Mahyeldi. Bahkan, berlanjut, ketika Hendri Septa menjadi orang nomor satu di Kota Bingkuang ini. Hampir semua jalan utama di kota ini, dihiasi trotoar
Sekilas terlihat cantik, indah, nyaman dilewati dan dipandang mata. Tapi, saat melintasi dan jalan diatas trotoar itu, terasa goyang. Sebab, trotoar sudah berserakan, tak beraturan. Bahkan, pintu air banyak yang lepas. Sehingga, membahayakan warga melintasi jalan itu.
Tidak itu saja, pekerjaan trotoar, salah perencanaan juga mengakibatkan terjadinya banjir di Kota Padang. Kenapa tidak? Saat trotoar dikerjakan, saluran air kecil dan sempit, sementara trotoar dikerjakan lebar. Ketika hujan, saluran air mepet dan tak mampu menyalurkan debit air yang tinggi itu.
Trotoar seharusnya menambah keindahan dan nyaman dilewati, malah sekarang kondisinya memprihatinkan. Bahkan, rawan kecelakan, sebab meresahkan warga dengan kondisi trotoar berantakan, goyang dan berlubang. Ini hampir terjadi disepanjang trotoar yang ada di kota ini. Trotoar di Kota Padang
Apa yang salah pada pekerjaan trotoar itu. Analisa media ini, disebabkan, salah perencanaan dan tidak profesionalnya rekanan yang mengerjakan. Yuk, kita kupas satu persatu. Saat pekerjaan pemasangan kastin, dilakukan pembongkaran aspal dibibir jalan.
Bongkahan material aspal itu, bukan dibuang tapi ditimbun kedalam kastin untuk pekerjaan paving block. Begitu juga timbunan untuk pekerjaan paving block, tak dilakukan pemadatan menggunakan alat berat Baby Roller. Alhasil, timbunan aspal dan tanah timbunan yang tak dipadatkan itu, tergerus terkikis air.
Ini yang menyebabkan trotoar berantakan dan terban. Tragisnya, saat pekerjaan drainase atau saluran air dibawah trotoar itu, dibuat terlalu kecil. Sehingga, tak mampu menahan debit air saat hujan. Ini mengakibatkan air tergenang dan banjir. Diperparah lagi, saat pekerjaan platdukker, kayu penyangga coran tak dibuang. Sehingga sampah menyangkut di kayu penyangga itu. Dan, saluran air tersumbat.
Begitu juga bangku yang dipasang, sepanjang trotoar, terkesan mubazir. Pedisnya, dimalam hari menjadi arena pacaran, ditrotoar yang remang remang dan berteman kegelapan. Khususnya untuk trotoar di sepanjang jalan Khatib Sulaiman, perlu dipertanyakan. Karena, taman yang ada selama ini berfungsi sebagai serapan air berganti trotoar. Bersambung
Penulis
Novri Investigasi
Very interesting subject, thank you for putting up.Raise blog range