Oleh: Richard Akbar
Kota Padang terkenal di tanah air sebagai kota terbersih sejak puluhan tahun lalu. Namun sejak ada Covid 19 beberapa tahun lalu, penghargaan dibidang kebersihan itu sempat lepas. Karena Pemko dan masyarakat saat itu lebih fokus menangani wabah penyakit yang mematikan tersebut.
Setelah Covid- 19 tersebut mereda dan hilang di tengah tengah masyarakat. Maka Pemko Padang dibawah kepemimpinan PJ Walikota Padang Andree Algamar bertekad kembali meraih penghargaan tertinggi dari pemerintah nasional Itu, Adipura.
Berbagai upaya yang telah dilakukan sebelumnya oleh mantan Wako Hendri Septa dilanjutkan, seperti “menggairahkan” aktifitas pembersihan lingkungan di 104 kelurahan melalui “Gerakan Padang Bagoro”.
Melalui gerakan besar besaran tersebut mudah mudahan bisa meraih kembali penghargaan tertinggi tersebut dari pemerintah pusat. ” Dengan motto, Dengan bersama kita bisa”.
Berbagai upaya dilakukan dengan menggerakkan komponen yang ada, seperti OPD sampai ke perangkat terendah di kelurahan. Menjalin kerjasama dengan berbagai mitra di sektor kebersihan dan.lingkungsn hidup.
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Algamar memaparkan upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kota Padang selama tahun 2023 , Senin, (10/6/2024), di kediaman resmi walikota.
Andree menyampaikan isu lingkungan hidup di Kota Padang berupa belum maksimalnya pengelolaan sampah, kebencanaan, alih fungsi lahan, dan pencemaran air.
“Beberapa inovasi terus dilakukan dalam meminimalisir masalah ini. Misal, EcoEdu Wisata TPA yaitu menjadikan TPA Aie Dingin sebagai salah satu destinasi trip pembelajaran lingkungan hidup.
Kemudian kubus biru atas sampah atau kubus apung di sungai untuk menahan sampah agar tidak masuk ke laut,” ucapnya.
Andree juga menambahkan inovasi “Matoa Amak” juga dilaksanakan berupa imbauan kepada masyarakat melalui toa masjid dalam mengatasi masalah kebersihan. Lalu perencanaan RDF, yang nanti berfungsi untuk pengelolaan sampah menjadi energi alternatif pengganti batubara.
“Kemudian untuk meminimalisir limbah, ada inovasi “Minjem” yaitu minyak jelantah jadi emas.
Ini berupa kerjasama pengelolaan limbah minyak jelantah dengan komunitas saiyo jelantah dan bank sampah induk.
“Panca Daya”. Terakhir menerapkan “Titik Coma”, atau titik container maps,” ujar Andree.
Dalam sesi penilaian daring itu, Tim Panelis Nirwasita Tantra juga mewawancarai Ketua DPRD Kota Padang Syafrial Kani terkait kebijakan perundang-undangan dan dukungan anggaran dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.
Penghargaan Nirwasita Tantra adalah bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada kepala daerah yang dalam kepemimpinannya dianggap berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan, sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Dengan tekad dan kerja keras bersama, mudah mudahan penghargaan tertinggi di bidang kebersihan, Adipura, bisa diraih kembali Kota Padang tahun depan.