PADANG, INVESTIGASI—Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Eddi Novra, menilai pariwisata Kabupeten Solok di bawah kepemimpinan Epyardi Asda luar biasa. Ia melihat banyak kemajuan pariwisata kabupaten tersebut sejak Epyardi menjadi bupati.
“Di tengah kondisi pariwisata Sumbar yang mengalami kejenuhan, pariwisata Kabupeten Solok tumbuh luar biasa. Banyak objek wisata baru di kabupaten itu. Saya salut kepada kepala daerahnya. Padahal, ia orang kapal, tetapi apa yang ia lakukan merupakan pekerjaan orang di bidang pariwisata. Luar biasa kinerjanya,” tutur Eddi di Padang, Kamis (25/4/2024).
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, pada 2022 hanya ada 44 objek wisata, sedangkan pada 2023 meningkat menjadi 97 objek wisata, dan naik pada 2024 menjadi 117 objek wisata.
Pertumbuhan objek wisata dan gencarnya promosi wisata yang dilakukan Pemkab Solok berbuah angka kunjungan wisatawan. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, selama libur Lebaran 2024, dari 11 April sampai 20 April, tercatat 1.331.077 wisatawan yang mengunjungi 117 objek wisata. Dari 1,3 juta orang tersebut, 734.790 orang di antaranya mengunjungi lima objek wisata favorit, yakni Alahan Panjang Resort, Dermaga Singkarak, Danau Talang, Bukit Cambai, dan Sirukam Dairy. Angka kunjungan wisatawan pada libur Lebaran 2024 jauh meningkat daripada angka kunjungan wisatawan libur Lebaran 2023, yang hanya 205.636 orang.
Eddi melihat bahwa majunya pariwisata di Kabupaten Solok menjanjikan untuk masyarakat karena memunculkan banyak peluang kerja. Karena itu, masyarakat tak perlu berkonsentrasi untuk bertani sebab pariwisata mulai bangkit.
“Masyarakat diuntungkan oleh kondisi seperti ini (majunya pariwisata). Mudah-mudahan bisa mempekerjakan putra daerah. Mudah-mudahan terbangun homestay, hotel-hotel berbintang. Kini baru ada cottage, resort,” kata akademisi dan praktisi pariwisata itu.
Agar pariwisata Kabupaten Solok meningkat lagi, Eddi menyarankan kepada Pemkab Solok untuk memperbagus akses menuju objek wisata. Selain itu, kenyamanan pengunjung perlu ditingkatkan, misalnya pelayanan di objek wisata, penyediaan restoran yang representatif, penyediaan toilet umum di objek wisata, penyediaan paket tur untuk tracking disertai pemandu.
“Harga (karcis) hendaknya bersaing. Untuk awal, harga jangan cenderung mahal sebelum orang kenal dengan objek wisata. Kalau orang sudah kenal, tak apa-apa harga ditingkatkan karena sudah bisa menjamin orang akan datang,” tutur Eddi.
Selain itu, kata Eddi, Pemkab Solok perlu menyosialisasikan sadar wisata kepada masyarakat juga perlu, khususnya di daerah tempat wisatawan masuk.
Terakhir, Eddi menyarankan kepada Pemkab Solok agar menggali potensi wisata budaya di samping wisata alam yang jumlahnya sudah banyak dan luar biasa. Rel