‘Vidio Menyala di Gurun Laweh Heboh’ Penyanyi Saweran Orgen Tunggal Rusak Citra Artis Minang

Spread the love
Oplus_131072

Minangkabau gempar, Ranah Minang tercemar. Sebuah video berjudul ‘Menyala Gurun Laweh’ mendadak viral di media sosial. Video berdurasi 1 menit 6 detik itu, menyajikan suasana pesta baralek gadang, menyuguhkan aksi tak senonoh dan teramat vulbar.

Bergaya erotis mengenakan pakaian seadanya ditengah kerumunan tamu, bagaikan hiburan liar mirip lantai diskotik, dentuman musik remix bertemaran lampu warna warni

Namun, video itu, tak menjelaskan secara detail lokasi Gurun Laweh, sehingga membingungkan publik. Di Sumbar ada dua daerah bernama Gurun Laweh di Kota Padang, tepatnya di Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Lubuk Begalung. Terlepas dari semua itu, tontonan ditengah keramaian, sangat memalukan dan merusak citra artis minang

Miris, dan menyedihkan. Aksi itu, sebuah pelecehan profesi penyanyi dan artis minang. Oknum penyanyi saweran orgen tunggal, berpakaian seksi, bergoyang ditengah kerumunam tamu, demi mendapatkan saweran, merusak citra artis minang

Mereka juga tak perduli, sebagai perempuan merusak kehormatan perempuan lain. Demi uang semuanya digadaikan diatas panggung. Suara tak lagi modal utama, goyangan dan genitnya tubuh dipertontonkan

Diakui, selama ini, penyanyi saweran orgen tunggal mendapat dapat stigma tidak baik dan menuai sorotan. Kata murahan, kampungan melekat pada dirinya. Mudah dicolek dan rentan mengalami pelecehan seksual.

Seiring perjalanan waktu pelecehan profesi penyanyi juga terjadi di Sumbar. Penyanyi saweran menjadi sorotan. Murahan, terkesan pornografi dan porno aksi mengiringi goyang mereka diatas panggung.

Penyanyi orgen tak lagi menjaga tata krama, tapi hanyut dalam pelukan dan goyangan penonton. Hanya demi sebuah saweran, pakaian seksi dan goyangan penuh birahi, merusak harga diri

Gaya seronok itu, menjadi sorotan penonton dan netizen. Poto aksi penyanyi orgen saweran di Gurun Laweh itu, terlihat vulgar didinding medsos netizen. Cacian dan makian mengiringi video penyanyi saweran orgen itu.

Berpakaian seksi, bergoyang seronok, di tengah keramaian tamu. Ada juga menyelipkan uang saweran di arena sensitif penyanyi saweran. Memalukan, serendah itukah, harga diri penyanyi orgen saweran

Begitu juga pemilik pesta, larut dalam euforia. Anak kemenakan tak dihiraukan, saat goyangan birahi dipertontonkan diantara tamu Siapa yang disalahkan? Entahlah, begitu buruknya mental penyanyi saweran,

Kasus menghebohkan ini, menjadi Pekerjaan Rumah bagi kita Seniman Minang. Harga diri terpuruk oleh penyanyi saweran, harus diangkat lagi. Satu yang berbuat, semua kita kena imbas, harus kita luruskan.

Terutama organisasi Seniman Minang Indonesia (SMI) harus bergerak cepat. Rapatkan barisan untuk memberangus penyanyi saweran. Koordinasi dengan berbagai pihak pengambil kebijakan perlu dilakukan.

Penyanyi saweran merusak profesi dan negeri ini, bisa ditertibkan. Kalau tidak kita, siapa lagi yang mengangkat harga diri profesi. Untuk penyanyi saweran, jangan manfaatkan panggung dan goyangan untuk cari uang.

Kalau ingin juga,s ada tempat di kafe berkedok karaoke. Anda bebas berbuat apa saja dengan tamu ditempat tertutup. Disanalah tempat penyanyi saweran, bukan dipanggung ditonton khalayak ramai

Rasa geram, juga terlihat diwajah Fauzi Bahar, tokoh masyarakat Sumbar pencetus pesantren ramadhan, asmaul husna dan jilbab. Kata mantan Walikota Padang dua priode, saat Podcat dengan Investigasi Channel (Investigasi TV) ini sangat merusak citra Minang

Peran ninik mamak, alim ulama dan pemerintah, ternodai oleh penyanyi orgen saweran ini.”Apalagi dilakukan ditempat terbuka dinonton banyak orang. Sangat memalukan,” katanya

Padahal, lanjutnya Minangkabau berpegung teguh pada Adat Basandi Syara, Syara Bersandi Kitabullah. Dan, ini perlu menjadi perhatian kita semua

“Sebenarnya, ini bisa tidak terjadi jika pemuda dan tokoh masyarakat melarang pertunjukkan porno aksi itu. Apalagi, dilakukan pada pesta perkawinan.” Jelas ini telah mencoreng muka pemuda, ninikmamak dan tokoh masyarakat setempat,” ulasnya.

Fauzi Bahar berharap Tigo Tungku Sajarang berperan aktif mencegah pertunjukkan liar itu. Pemerintah daerah, mulai dari lurah harus lebih aktif lagi mengawasi terjadinya kasus tersebut.

Begitu juga Sat Pol PP sebagai penegak, melarang dan membubarkan jika ada pertunjukkan artis orgen saweran.” Kalau tidak siapa lagi yang memberantas artis saweran yang merusak citra Minang,” tukuk Fauzi Bahar

Penulis Novri Investigasi
Pendiri DPP Seniman Minang Indonesia (SMI)

More From Author

Bupati Solok Tinjau Lokasi Longsor di Nagari Sungai Jambur, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi

Hadiri Festival Batagak Gala Kapalo Koto 202, Oesman Sapta, Ketum DPP Pengurus Pusat Gebu Minang OSO : Gerakan Sato, Gotong Royong Kepedulian Pelestarian Budaya Antara Tokoh Ranah dan Rantau, Bakal Diwujudkan di Ranah Minang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT