100 Hari Kerja, Bukan Sekedar Cerita, Bingkai Janji Menjadi Fakta

Spread the love

Pagaruyuang di Batusangka
Jam gadang di Bukittingi
Katiko kampanye Pilkada
Manabua janji jo visi misi

Pariaman ba pantai kata
Sarato pulau Angso Duo
Bingkai janji jo 100 hari kerja
Jan omon omon sajo

Oplus_131072

100 hari kerja menjadi trendy, saat selesai Pilkada. Program unggulan ketika kampanye dibingkai melalui visi dan misi, diaplikasikan melalui 100 hari kerja. Ini juga bukti keseriusan kepala daerah dalam menepati janji saat kampanye. Bukan pemanis kata menjelang dapat suara

Seluruh kepala daerah terpilih, menjadikan 100 hari kerja, membuktikan kepada warga untuk menepati janjinya. Apalagi, program unggulan penarik suara saat kampanye, tentu diujudkan menjadi fakta. Meski, tak semuanya terealisasi, dikumandangkan dulu. Berhasil atau tidak, terujud atau tidak, 100 hari kerja mengawali kinerja

Bertanya juga warga, apa sih 100 hari kerja itu? Sekedar ilustrasi,
100 hari kerja, istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode awal pemerintahan atau kepemimpinan baru. Kepala daerah yang menang pada Pilkada tersebut, berkomitmen untuk mencapai beberapa tujuan atau target tertentu dalam waktu 100 hari pertama.

Lalu, darimana muncul istilah 100 hari kerja ini? Rupanya, trend 100 hari kerja sekarang ini, berasal dari Amerika Serikat. Saat itu, Presiden Franklin D. Roosevelt meluncurkan serangkaian program reformasi ekonomi dan sosial yang dikenal sebagai ‘New Dea’ dalam 100 hari pertama pemerintahannya pada tahun 1933.

Sementara, di Indonesia,100 hari kerja, digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja pemimpin baru. Baik presiden, gubernur, atau bupati, dalam mencapai target-target yang telah dijanjikan selama kampanye. Dan, sekarang setelah kepala daerah dilantik, mereka pun sibuk mewujudkan janji berbungkus 100 hari kerja. Itu berkumandang di seluruh, provinsi, kabupaten dan kota

Saatnya, kita membuktikan, mengawal, mengawasi janji yang dijual saat kampanye. Menuntut dan menagih janji yang terucap membujuk warga untuk memilihnya. Sehingga visi dan misi, bukan diatas kertas dan pemanis kata belaka. Jangan sampai mengalun lagu syahdu.’ Kau yang berjanji, kau yang mengingkari. Atau istilah sekarang ini, omon omon saja

Penulis
Novri Investigas

More From Author

Banyak Dikeluhkan, Dana Komite Jadi Sorotan Gubernur Helmi Hasan

100 Tukang dan Pemilik Toko Bangunan Pasbar Ikuti Pelatihan Aplikasi Produk PT Semen Padang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT