Alirman Sori, Dihampeh Galombang, Mako Kasanang

Spread the love

Satahun rindu manahan hati
Mananti urang indak katibo
Sapantun hiduik Aliman Sori
Dari mudo manangguang seso

Badabuah ombak timpo manimpo
Mamacah ombak yo katapian
Pituah Ayah indak kalupo
Disitu mako tabuka jalan

Babendi bendi ka muaro
Mamandang ombak jalan katapi
Alirman Sori kini tarujuik mimpinyo
Jadi senator di DPD/MPR RI

Sanjo bakabuik di Muaro
Pagi hari mako ka tarang
Bacando hiduik nan dijalaninyo
Dihampeh ombak mako kasanang

Sosok Alirman Sori, SH, M.Hum, MM, sudah tak asing lagi. Namanya, sudah dikenal di Sumatera Barat, seiring keberhasilannya membangun kampung halaman melalu senator di DPD/MPR RI. Apa yang didapatnya sekarang, tak mudah diraih.

Parasaian demi parasaian dijalani. Berbagai usaha dicuba ditengah kerasnya kehidupan. Sukses itu, perlu perjuangan dan keras. Sekarang, setelah dihampeh ayun galombang, mako kini mancubo sanang

Keterbatasan ekonomi keluarga, tak membuatnya patah arang. Banyak rintangan yang harus dihadapi Alirman Sori kecil, tak membuatnya rendah diri. Membanting tulang sejak SD, membuatnya tumbuh menjadi remaja yang penuh ambisi.

Sekarang, Alirman Sori, sudah bisa membuktikan diri. Bahkan, bisa mengangkat marwah keluarga. Satu hal penyemangat hidup, demi mencapai tujuan, hidup itu adalah iktiar dan doa !

Keberhasilan Alirman Sori, juga membanggakan keluarganya. Andai, almarhum Nurman masih hidup, ada perasaan bangga melihat anak ketiga dari tiga orang bersaudara buah cintanya dengan Hj.Sarilan, meraih mimpi

Langkah kakinya, menapak pasti, berjuang sebagai senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) asal Sumatera Barat (Sumbar).

Orang tuanya, mungkin juga tidak pernah membayangkan sang buah hati yang dilahirkan di Gurun Panjang Pesisir Selatan, 14 Mai 1969, dibesarkan dari tetes keringat mengalir sebagai seorang petani bisa mencapai puncak pendidikan tertinggi. Gelar akademis Dr. H. SH, M.Hum, MM disandang anaknya

Bhakti kepada orang tua, tak henti sepanjang masa, meski tak bisa diungkap hanya melalui kata-kata belaka.
Ayah adalah “malaikat” yang sangat mencintai dirinya dan selalu mendengar apa yang ia katakan. Ayah, bisa memahami apa yang belum ia katakan. Ia pun tahu bahwa hati si ayah juga akan senantiasa memeluknya selamanya

Ia selalu teringat pesan ayahnya ; “Hidup ini adalah pilihan yang diputuskan. Jika tak ingin terlihat bodoh, jangan lakukan hal yang bodoh”. Masih terbayang, ayahnya selalu mengingatkan, pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa digunakan untuk merubah dunia. Itulah alasannya memburu pendidikan sebagai bekal kehidupan.

Sebagai anak yang berbakti pada kedua orang tua, Alirman muda pun tak mau terlena dan tenggelam dalam euforia masa-masa remajanya.

Ia pun tak pula hendak menyembunyikan keadaan. Apalagi, sebagai anak petani, mengalami kesulitan ekonomi untuk sekolah. Karena itulah kata dia, semenjak sekolah dasar (SD) ia sudah mulai banting tulang membantu orang tua berjualan goreng pisang.

Bahkan hingga ia berangkat remaja dan memasuki masa pubertas. Dan, timbul rasa suka pada lawan jenisnya. Ia tidak pernah malu untuk membantu ibunya berjualan lontong sayur di kampungnya.

Begitu juga, saat libur sekolah di hari Minggu tak pernah disia-siakannya untuk mengais rezeki halal. Sebagai kenek mobil cigak baruak dan kadang-kadang membantu bekerja di bengkel motor pun dijalaninya

Manakala melangkah setapak lagi dan Alirman muda mulai mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), rasa tanggung jawab pun mulai bertambah dalam dirinya. Ia tak sungkan untuk sekolah sambil bekerja sebagai pelayan warung nasi atau ampera.

Setiap libur sekolah di bulan Ramadhan pun ia manfaatkan membantu suami tantenya berjualan kain di leter U Pasar Raya Padang.

Meski kehidupan ekonomi keluarganya kurang memadai. Pendakian hidup yang dilalui terasa tinggi, tajam dan berliku. Tak membuat suami i Nira Pravita Sary dan ayah dari enam orang anak, menyalahkan takdir dan larut dalam hidup tanpa cita-cita.

Semangat terus bergelora didada. Tamat pendidikan di SMA 1 Negeri Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ia mendaftar kuliah di Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) YPTK Padang (sekarang UPI Indonesia). Biaya tersebut, sudah dikumpulkan sejak SD ia membanting tulang cari uang.

Tujuan kuliah bagi Alirman Sori saat itu bukan hanya sekedar berburu status sebagai mahasiswa belaka. Ia menyadari, dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi wawasan dan ilmu pengetahuan akan semakin bertambah.

Karena itulah ia tak ragu meninggalkan kampung halaman, Pesisir Selatan, dan hidup di rantau, Kota Padang, untuk menggenggam cita-cita dan demi mengangkat marwah keluarga atau mambangkik batang tarandam.

Ia juga memahami betul dengan pesatnya perkembangan zaman saat ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi itu, akan jauh berbeda dengan puluhan tahun ke depan. Karena itulah ia memancangkan tekad untuk kuliah di AMIK. Alasanya, perkembangan teknologi komputer belum sedahsyat saat ini.

Tak hanya sekedar menggali wawasan ilmu di bangku kuliah, ia pun membekali diri dengan berbagai kegiatan organisasi. Dengan berorganisasi itu pulalah ia mulai belajar untuk mengatur waktu, memilah-milah antara kegiatan prioritas dan non-prioritas.

Kegiatan apa yang harus ia dahulukan dan lain sebagainya. Sebagai anak muda yang hidup di rantau saat itu, Alirman menyadari dengan berorganisasi ia menjadi terpacu untuk melakukan hal-hal yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif.

Tak, mengherankan bila ia pernah tercatat di berbagai organisasi, seperti ormas kepemudaan KNPI, AMPI dan Gema Kosgoro.

Tahun 1988 ia sudah tercatat menjadi kader Golkar. Kematangannya, dalam berorganisasi itu pulalah mengantarkan dirinya dipercaya menjadi Sekretaris Golkar Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tahun 1997 hingga 2004.

Tahun 2004 – 2009 ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua Golkar Pessel. Hingga akhirnya dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2009-2014.

Ia juga bercerita, tentang, keinginannya menimba ilmu di AMIK Padang. Berbekal ilmu didapat, ia bekerja di Lembaga Pendidikan Ayu Komputer, milik Arnoldi Refles, sebagai direktur pendidikan dan staf pengajar.

Tak berhenti, begitu saja. Terus ingin berkembang. Setelah dari pendidikan Ayu Komputer tahun 1994, ia dipercaya menjadi Direktur Utama Lembaga Pendidikan Gema Komputer.

Dua tahun mengabdi di Gema Komputer, kemudian memilih risign dan melanjutkan bekerja sebagai wartawan di Harian Singgalang. Bahkan, ia dipercaya mulai sebagai koordinator Singgalang Wilayah Pesisir Selatan.

Profesi wartawan dilakoni, pergaulan diperluas berbagai kalangan, terutama para politikus. Berujung naluri politik Also mulai terasah. Apalagi ia memang juga sudah berkecimpung di partai Golkar.

Bahkan ia memberanikan diri untuk maju sebagai calon anggota legislatif periode 1999 – 2004. Ia pun berhasil duduk, serta dipercaya menjabat sebagai Ketua Fraksi DPRD Pesisir Selatan. Tahun 2004-2009 ia kembali maju dari partai Golkar. Ia pun berhasil meraih suara terbanyak dan dipercaya sebagai Ketua DPRD Pesisir Selatan.

Berbekal pengalaman sebagai Ketua DPRD Pesisir Selatan, kepercayaan diri Alirman Sori mulai bertambah. Ia pun maju mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat untuk periode tahun 2009-2014.

Meski, pernah istirahat diiruk pikuk politik, ia kembali mencalonkan diri untuk menjadi Anggota DPD RI pada periode 2019-2024. Langkah muluspun dilalui. Ia berhasil terpilih.

Alimar Sori membuktikan diri. Ada jarak antara mimpi indah dan keindahan sukses. Disini berawal tekat dan tertanam kegigihan untuk mampu menempuh jarak itu. Satu kata bijak , jangan menyerah meski hidup dalam sulit. Karena Tuhan akan “memberi imbalan” kepada mereka yang bekerja keras.

Penulis
Novri Investigasi

More From Author

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Berjalan Sukses, Panitia Menuai Pujian

Proyek Misteri di Jalan Tamsis, Rentan Makan Korban

2 thoughts on “Alirman Sori, Dihampeh Galombang, Mako Kasanang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT