Berdampak Besar Terhadap Lingkungan, Penanggulangan Bencana Longsor

Spread the love

Oleh : Haris Luhfi
1910443004


Dosen Pembimbing
Arif Budiman
NIP 197311141999031004

Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Sepanjang tahun 2023 tanah longsor tercatat sebagai bencana alam terbanyak keempat yang terjadi di Indonesia yaitu 597 kejadian setelah kebakaran hutan (1.802 kejadian), banjir (1.170 kejadian) dan cuaca ekstrim (1.155 kejadian)

Sebagai salah satu bencana alam, sudah pasti tanah longsor memberikan dampak besar bagi lingkungan mulai dari banjir dan baik dalam bentuk kerugian materi, korban jiwa, gangguan aktivitas sosial, hingga krisis kesehatan akibat penyakit yang timbul dari genangan air. Ribuan rumah terendam, infrastruktur rusak, dan lahan pertanian tergenang, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Bencana ini sering menelan korban jiwa, baik karena tenggelam, tertimpa bangunan, atau tertimbun tanah longsor. Aktivitas sehari-hari, termasuk pendidikan, transportasi, dan pelayanan kesehatan, terganggu, sementara genangan air dapat menyebabkan penyakit seperti diare, leptospirosis, dan penyakit kulit.

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, tanah longsor didefinisikan sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng Terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun pada suatu lereng dimulai dengan peristiwa erosi yang terjadi pada tanah. Air, terutama dalam bentuk hujan, merupakan penyebab utama erosi pada lereng.

Tetesan hujan diserap ke dalam ruang pori tanah saat jatuh ke tanah. Ketika semua ruang pori tanah terisi dengan air, tanah menjadi jenuh dan air akan mengalir ke bawah sebagai limpasan permukaan. Air yang mengalir melalui proses limpasan permukaan akan mengangkut partikel tanah dan memulai proses erosi.

Dengan meningkatnya intensitas hujan, limpasan meningkat dan gaya yang diberikan pada partikel tanah juga meningkat yang lama kelamaan akan menyebabkan struktur dan kekuatan tanah tidak stabil.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa potensi bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, longsor, dan angin kencang, akan tinggi pada musim hujan 2023/2024.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi antisipasi bencana banjir dan tanah longsor di akhir tahun 2023 dan tahun baru 2024 yang di gelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun BMKG sudah banyak mendukung upaya mitigasi bencana diterapkan, Salah satu bentuk mitigasi bencana menurut BMKG

Dalam upaya mitigasi bencana : Hidrometeorologi, terdapat beberapa ragam informasi yang bisa dimanfaatkan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan kegiatan penanggulangan bencana.
Informasi prakiraan curah hujan memberikan gambaran potensi curah hujan yang diprakirakan akan turun.
Informasi prakiraan probabilistik curah hujan memberikan gambaran peluang curah hujan yang akan terjadi.

Informasi gerakan tanah memberikan gambaran wilayah mana yang masuk dalam zona kerentanan tanah tinggi, menengah, rendah dan sangat rendah.
Adanya informasi-informasi awal, selanjutnya diharapkan adanya upaya mitigasi berupa pemasangan tanda-tanda daerah rawan longsor serta jalur evakuasi.

Oleh karena itu, hasil analisis prakiraan cuaca harian atau potensi dini bencana yang diterbitkan oleh BMKG bisa dengan cepat menjangkau masyarakat.
Mitigasi adalah upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak tanah longsor.

Dan hal-hal yang harus dilakukan mitigasi untuk Masyarakat, Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman, Mengurangi tingkat keterjalan lereng, Terasering dengan sistem drainase yang tepat, Penghijauan dengan tanaman berakar dalam, Mendirikan bangunan berpondasi kuat, Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk, Relokasi (dalam beberapa kasus).

More From Author

Berkat Perjuangan Zulkenedi Said dan Pengawasan Ketat PPK, Khairul Anwar, Ruas Jalan Sasak, ‘Samakin Rancak’

Bangga Kencana, Percepat Penurunan Angka Stunting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT