Berdiri Tahun 1928, Perjalanan Panjang ‘Pandeka Minang’ Julukan PSP Padang. Dari Penyumbang Pemain Timnas, Sampai Bernasib Naas

Spread the love

Oleh : Novri Investigasi

Pecinta Sepakbola (Bag 1)

Tak perlu kita bercerita, sejarah lahirnya PSP tahun 1928, sebelumnya bernama Sport Vereninginh Minang (SVM), diketuai Dr Hakim dibawah naungan organisasi sepakboa Padang yang dikenal dengan Ilans Padang Electal (IP) yang menjadi cikal bakal lahirnya PSP Padang.

Meski, tak berusia lama, karena pemerintah Kolonial Belanda, mengubah dan membentuk organisasi pemain sepakbolaan Padang tahun 1935 dengan nama Voetballbond Padang Emstreken, diketuai Meener Vander Lee, asal Belanda yang gila bola. Inipun tak bertahan lama, akibat gejolak politik dalam negeri.

Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Jepang dan membumi hanguskan berbau Belanda, termasuk juga VFO. Keganasan Jepang ini, tak ada prestasi sepakbola Padang yang mencuat. Keuntungannya, ST. Mantari bersama tokoh lainnya berinisiatif mengganti nama VPO menjadi Persatuan Sepakbola Padang dan Yusuf St. Mantari menjadi Ketua Umum PSP.

Kita juga tak perlu membahas, gejolak yang terjadi pada tubuh PSSI saat itu. Sebab, dibalik gejolak itu, tahun 1959 – 1966, PSP Padang berjaya dan melahirkan pemain yang membela Merah Putih. Sebut saja, nama Yus Etek, Sagar Koto, Zulfar Djeze dan Oyong Liza yang pernah didaulat menjadi kapten Timnas.

Bahkan, mampu meraih prestasi tertinggi di nasional, saat mengikuti HUT PSSI tahun 1982 di Jakarta. Dimotori Suhatman Imam dan pemain lainnya, Efeni, Arief Pribadi, Tujikan, hasilnya tidak mengecewakan. PSP Padang menjadi kampiun turnamen diselenggarakan badan sepakbola tertinggi di Indonesia. Di final menundukkan PSA Ambon dan membawa tropi plus mobil

Berlanjut, saat PSP Padang dipimpin Syahrul Ujud (Walikota Padang) tahun 1980 an. PSP Padang pertama kali masuk Divisi Utama. Dan, pada tahun itu, juga berdiri stadion yang diberi nama Stadion Haji Agus Salim, bekas arena Pacuan Kuda Rimbo Kaluang.

Saat itu, PSP Padang diarsiteki Jeniwardin (1968 – 1987, mampu mengimbangi tim perserikatan lainnya. Namun, tahun itu jugs, Pandeka Minang julukan PSP Padang, bermaterikan pemain, seperti Dahlan, Mai, Aldi, Hendra Susila menemui nasib tragis, terlempar ke Divisi 1.

Kita juga tak berkisah, era kebangkitan tahun 1996 – 1997. Saat itu. terjadi masuknya era profesional, pasca peleburan Perserikatan dan Galatama. PSP Padang, merasakan kembali eksistensi di kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional. Klub kebanggaan urang awak itu, berlaga di Liga Kansas

Penampilan Pandeka Minang julukan PSP Padang, tak kalah garang dengan klub lain yang berlebel raksasa. Mengarungi kompetisi berat itu, PSP Padang berani merekrut trio Braszil eks Semen Padang, Antonio Claudio, Brazio dan Claudio Luzardi. Pasca penggabungan itu, derby Semen Padang dan PSP Padang, selalu ditunggu pecinta sepakbola Ranah Minang

Pernah turun kasta bersama dua klub lain, Persiraja Banda Aceh dan Persikabo Bogor, menjadi moment yang menyakitkan dan menjadi akhir perjalanan PSP dilevel elite. Meski, sempat merangkak naik saat promosi dari Divisi 1 ke Divisi Utama era ISL tahun 2007, PSP Padang kembali terpuruk. Bahkan, makin terpuruk sampai sekarang ini.

Tahun 2010, tahun menyakitkan bagi sepakbola Kota Padang. Tim kebanggaan urang awak itu, tidur panjang dan tak pernah bangkit lagi. Terpuruk ke kompetisi paling rendah Liga 3, disebut juga Liga Tarkam. Saat di Liga 3 dibawah kepemimpinan Mahyeldi berusaha untuk bangkit, tapi tak bergerak dari lumpur yang paling dalam.

Beralih ke kepemimpinan Hendri Septa, PSP Padang, makin merana. Jangankan, naik kasta Liga 2, untuk bersaing di Liga 3 saja, susahnya luar biasa. Bahkan, PSP Padang yang lahir tahun 1928 itu, harus bertekuk lutut dari tim yang baru lahir. Nama besar PSP Padang tak lagi menakutkan. Bahkan, jadi bulan bulanan lawan, pada babak semi final Liga 3 Asprov Sumbar, musim 2023 – 2024. Siapa yang salah. Bersambung

More From Author

Fantastis, Tophy Bernilai Total Rp 50 Juta, Diperebutkan di Liga 3 Asprov Sumbar

Kabupaten SolokTertinggi di Sumatera Barat, Hasil Penilaian Kepatuhan Penyelenggara Pelayanan Publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT