Bukan Media Center, Sudah Lama Menerima Pengaduan Pelayanan Publik, Tapi Bukan Berdasarkan Kepentingan dan Pencitraan

Spread the love

Catatan : Novri Investigasi

Memasuki tahun politik, berbagai cara dilakukan untuk menarik simpatik warga. Meski, jauh sebelumnya tak pernah dilakukan, bahkan terkesan bungkam melihat keadaaan.

Buruknya fasilitas publik, terganggunya pelayanan publik, derita yang sering dirasakan warga. Entah, mengapa seiring dengan tahun politik, kepedulian mulai terlihat. Bergerak ke lapangan, menerima pengaduan rakyat.

Sebenarnya, ini sudah lama dilakukan Investigasi, meski bukan bertajuk Media Center, tapi secara pribadi sering menerima pengaduan. 

Tidak saja di Kota Padang, juga dipelosok negeri kabupaten/kota di Sumbar. Meski, harus menyusuri derasnya sungai, terjalnya jurang dan tinggi perbukitan. Melalui pemberitaan, semuanya itu ditanggapi pihak yang berkepentingan.

Dalam menerima pengaduan, Investigasi tak membedakan dan tak ada pesan kepentingan. Apalagi, sampai melindungi pihak lain. Ada pengaduan, siap jalan. Bergerak tanpa ada kepentingan dan murni membantu warga yang didera permasalahan.

Mau masuk tahun politik atau jauh dari aroma politik, semuanya itu berjalan setiap hari. Tak ada niat, satu dikritik, satu lagi dilindungi. Jika ada pengaduan, pasti turun kelapangan.

Persoalan trotoar menjadi perhatian. Bahkan, sebelum di beritakan, poto poto dan video itu, diberikan kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan. Dan, sudah banyak diperbaiki. Termasuk fasilitas umumnya, seperti jalan dan jembatan

Begitu juga, fasiltas  publik dimanfaatkan pedagang di Kota Padang, tiap hari dirazia, meski ada tak ada laporan warga. Ributnya Sat Pol dan pedagang di trotoar, menghiasi berita setiap hari. 

Diantara, banyak yang pengaduan publik, hanya trotoar di GOR H. Agus Salim yang susah dibenahi, karena sudah dibisniskan dan disewakan kepada pedagang. Trotoar untuk kepentingan publik, diperdagangkan.

Tentu, pertanyaan berselimut dibenak warga, terutama penggiat olahraga. Arena olahraga itu, sudah dibisniskan. Jika olahraga diluar, terpaksa dilakukan di jalan dan berdesakan dengan kendaraan. Karena, trotoar sudah dipenuhi gerobak pedagang.

Kalaupun olahraga di dalam stadion, di pintu masuk sudah ada petugas memungut bayaran, meski bersifat sukarela. Bukan masalah uang, sebab kesehatan di atas segalanya. Cuma sedikit bertanya, kenapa arena olahraga dan fasilitas publik dibisniskan.

More From Author

Untuk Pelaksanaan Birokrasi Yang Berkualitas, Pemkab Pessel Lakukan  Pembinaan Secara Maksimal Terhadap ASN

Menambah Pendapatan Keluarga, Surya Jufri Bitel Ajak Emak Emak Berladang Jagung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT