
Sebelum kita bercerita tentang ilegal mining. Kita baca dulu lirik Lagu Pasan Buruang. Lagu sarat diksi dan sindiran ini, merupakan derita warga, akibat ilegal logging dan ilegal mining, melalui kiasan Pasan Buruang
Manangih, bapisah batang nan jo ureknyo
Rantiang jo daun indak badayo
Indak badayo
Taragak mandanga kicau si buruang murai
Lah tabang jauh mambao untuang
Yo lah sansai
Usah tabang sumbarang tabang.Â
Jikok lai takuik datang galodo
Urang kampuang sawah jo ladang nan taniayo
Danga pasan unggeh jo buruang
Tolonglah kami nan lamah nan ko
Rimbo tampek kami balindung
Jan ditabang juo
Kegiatan ilegal mining yang disebut operasi (PETI), makin menarik untuk ditelusuri. Bahkan, kegiatan ilegal mining itu, menghiasi berbagai media cetak, televisi, online maupun media sosial. Banyak sudah, ditindak lanjuti, namun ada juga yang beroperasi sampai kini
Entah apa yang terjadi, jeritan rakyat tak ada arti. Meski, sudah dilakukan razia dibeberapa wilayah, seperti Sijunjung dan Pasaman barat. Termasuk juga Solok Selatan, tak membuat jera. Sebab, secara sembunyi sembunyi beroperasi lagi
Disebut sebut ini juga terjadi di wilayah Nagari Sungai Abu, Kabupaten Solok. Bahkan, tak terhentikan, operasional tetap jalan. Masih berlanjut, tanpa ada rasa takut. Berjalan, seperti biasa. Bukan berkurang, alat berat makin bertambah.
Masyarakat mengeluh, malah menjerit. Tapi, jeritan tertahan tanpa ada yang mendengar. Raungan alat berat eskavator, terus bergema memecah kesunyian. Kepada siapa lagi mengadu, semua terasa buntu. Nyanyian hati, seakan tak berarti.
Masyarakat berharap, piham Kapolri benar-serius menindak masalah tambang dan semua kegiatan ini segera di tuntas kan. Raungan alat berat eskavator, sangat leluasa, seakan tidak ada takutnya. Manisnya lagi, Bahan Bakar Minyak (BBM) digunakan, pembelian dari solar subsidi.
Kegiatan ini sudah begitu lama terjadi di dalam kawasan hutan lindung. Sehingga, membuat air sungai tercemar. Bahkan, mengalir jauh ke permukiman warga. Wajar, masarakat mengeluh ulah air sungai yang tidak pernah jernih dan keruh yang dikonsumsi tiap hari. Bahkan ,juga terancam bahaya longsor dan banjir.
Atau Pasan Buruang yang mengeluh akibat kegiatan ini, tak lagi terdengar merdu. Karena, hilang tertelan raungan eskavator. Sawah dan ladang tak lagi terjaga, akibat datangnya bencana. Rimbo tempat berlindung sudah dibabat habis. Entahlah. Bersambung.
Penulis
Novri Investigasi