PADANG, INVESTIGASI_Denny JA menerima Anugrah Literasi Budaya IMLF 2024 ( Cultural Literacy Award) bersama dengan Sastrawan Bangladesh, Aminur Rahman, sastrawan Malaysia, Prof Hashim Jaacob dan sastrawan Sumbar, Indonesia, Prof Harris Effendi Thahar. Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur Sumbar diwakili Kepala Dinas Kebudayaan, Jefrinal Arifin pada acara Gala dinner the 2nd IMLF di Istana Gubernur beberapa waktu lalu. Khusus untuk Denny JA baru bisa diserahkan kemarin Rabu, tgl 12 di MOI Jakarta.
” Anugrah ini adalah bentuk apresiasi panitia IMLF terhadap tokoh-tokoh internasional yang berprestasi, terus berkarya, peduli dengan dunia literasi, sastra dan budaya serta mempromosikan budaya Minang lewat karya-karya nya” Ujar Sastri Bakry saat menyerahkan penghargaan tersebut.
Denny memperoleh sertifikat penghargaan, plakat anugrah budaya, Souvenir dari Kemenparekraf, senjata tradisional Minang yang disebut Kurambiak dari Dinas Kebudayaan, sal dan deta Minang dari Dinas Pariwisata Sumbar serta souvenir lainnya dari panitia.
Denny JA, Penulis, Sastrawan, pelopor pelukis Artificial Intelligence, dinilai berprestasi atas karya- karyanya yang tak pernah putus di bidang sastra , berdedikasi dan peduli terhadap kegiatan literasi budaya Sumbar serta pelopor lukisan Artificial Intelligence. Khusus Sumatra Barat Denny telah memperlihatkan karya lukisan AI yang sangat menyentuh dan menggali literasi sejarah sastra dan tokoh Minang dengan kondisi kekinian. Dalam catatan panitia IMLF, telah 4 kali Denny menunjukkan kepeduliannya terhadap seni budaya Minang dengan mempromosikan tema Minang. Yang pertama pada saat IMLF 2023 Denny ikut pameran yang bertema tentang literasi Minang, kedua pada pameran lukisan tunggal Denny di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada momen Mahakarya Randai yang bertema Malin Kundang. Dengan kecanggihan teknologi Denny JA menggambarkan Malin Kundang dengan tafsir yang berbeda yang mungkin menjadi Malin Kundang jenis baru di zaman baru. Seperti Malin Kundang, teknologi AI dirawat oleh manusia selaku ibu kandungnya. Setelah dewasa dan matang, AI menjadi seperti Malin Kundang yang durhaka dan melukai manusia selaku ibunya jika tidak hati- hati. Yang ketiga pameran di TMII yang bertema warna warni budaya dan terakhir pada the 2nd IMLF di Taman Budaya Padang, Denny JA ikut memamerkan lima lukisan artifisialnya bersama lebih 30 pelukis dalam dan luar negeri. Lukisan Denny menggambarkan kehebatan tokoh Sumbar sebagai ibu kandung intelektual dan pemimpin besar Indonesia seperti Muhammad Hatta, Buya Hamka, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim dan Ruhana Kuddus .
“Lukisan Denny JA cukup menarik, berangkat dari pengalaman spiritualitas dalam memandang kondisi yang ada saat ini dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence …”
Demikian ungkap Iswandi, kurator lukisan ternama Sumbar saat pameran lukisan tersebut di Taman Budaya Sumbar.
Berdasarkan prestasi tersebut panitia sepakat dan memutuskan untuk memberi penghargaan kepada Denny JA bersama sastrawan dan seniman yang lainnya di hadapan delegasi dari 17 negara. Semoga anugrah ini menjadi inspirasi bagi yang muda-muda untuk terus berkarya. Rel