
PADANG, INVESTIGASI_Coba bayangkan, tidak diberitakan. Apa yang terjadi, jika tak ada media mengawasi. Tentu, rekanan bekerja sesuka. Tanpa peduli mutu dan keselamatan kerja. Seperti yang terjadi pada pekerjaan rehabilitasi bangunan Puja Sera Pantai Padang.
Padahal, sudah lama pekerjaan berlangsung. Kanopi pun sudah terpasang. Namun, keselamatan kerja terabaikan. Padahal, dengan bangga mengatakan di plang proyek Utamakan Keselamatan Kerja, tapi dilapangan jauh berbeda. Tak satupun pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Namun, setelah diberitakan, baru kalipasingan. Itupun sudah diingatkan Yudi, Kadis Pariwisata Kota Padang. Sehari, setelah berita keluar, Selasa (11/3) Yudi mengirimkan poto pekerja sedang memakai Alat Pelindung Diri (APD). Baik helm, jaket maupun sepatu bot.” Sudah kita ingatkan. Tadi sudah dipakai APD,” kata Yudi sembari mengirim poto
Inipun menuai candaan Edwar Bedang LSM Ampera. Dihari yang sama, ia mengatakan, sama ibarat kerbau dilecut dulu baru menggarit. Diberitakan dulu, baru pakai APD.” Ya, gitulah rekanan, kalau tak diingatkan, bekerja sekehendak hati. Tak perlu menjaga mutu dan keselamatan pekerja. Penting untuang besar, pengeluaran minim,” katanya.
Sebelumnya Diberitakan
Ada dusta pada pekerjaan rehabilitasi bangunan pertokoan Koperasi/Pasar (Gedung tidak bertingkat) penataan Pujasera Pantai Padang. Kenapa tidak! Pada plang proyek, tertulis besar besar Utamakan Keselamatan Kerja. Kenyataan dilapangan, tak satupun pekerja menggunakan Alat Pelindung Kerja (APK)
Wajar saja, timbul kekecewaan warga pada pekerjaan berlokasi di Pantai Padang. Sebab, lain di mulut lain dihati. Lain yang tertulis di plang proyek, lain yang terjadi dilapangan. Hanya pemanis kata, seakan proyek ini sudah sesuai kontrak kerja
Padahal, proyek milik Dinas Pariwisata Kota Padang, bernomor kontrak 000 3.1/31/DDTP/Dispar-PDG/2025, tanggal kontrak 25 Februari 2025, Sistim Managemem Keselamatan, Kesehatan Kerja (SMK3) bagian dari kontrak kerja dan ada anggarannya.
Termasuk untuk beli Alat Pelindung Diri (APD) pekerja, seperti helm, rompi, sarung tangan dan sepatu bot. Apalagi, ini pekerjaan beresiko tinggi, sebab harus membersihkan, merehab beberapa bangunan lama
Pantaslah, proyek yang dikerjakan CV. Citra Perkasa Indah, Konsultan Pengawas CV. Boz Interplan dengan nilai kontrak Rp199.765.144.89, menuai sorotan berbagai kalangan. Sebab, proyek Dinas Pariwisata Kota Padang itu, kejanggalan sudah terlihat pada penggunaan APD. Dan, bisa berlanjut pada pekerjaan fisik
Kurangnya Pengawasan, Tak Sesuai Kenyataan
Telusuran media ini, Senin (10/3), sekira pukul 9.30 WIB Pagi, pekerja sedang melakukan aktifitas pekerjaan. Ada yang membersihkan bangunan lama, memasang kanopi dan mengaduk semen. Tapi, tak terlihat satupun menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Inipun ditanggapi dingin Edwar Bedang, LSM Ampera, saat ditanyakan persoalan ini. Katanya, sudah menjadi kurenah kontraktor main akal akalan dilapangan. Ibarat politik, main pencitraan. Apa dikatakan tak sesuai kenyataan
‘Alat Pelindung Diri (APD) masuk kontrak kerja dan ada anggaran. Untuk menutupinya dibuat di plang Utamakan Keselamatan Kerja. Seakan pekerja dilindungi Alat Pelindungi Diri (APD). Dan, ini awal permainan, masih akan terjadi pada pekerjaan fisik,” katanya, sembari menyebutkan, penyebabnya kurangnya pengawasan. Baik konsultan pengawas maupun dari Dinas Pariwisata Kota Padang. Nv