
Oleh : Aulia Dosen Universitas Andalas
Bantuan sosial (bansos) berupa beras telah menjadi salah satu instrumen penting pemerintah dalam mengurangi beban ekonomi masyarakat miskin. Namun, distribusi bansos ini juga mempengaruhi dinamika stok beras nasional. Pada Februari 2024, pemerintah menyalurkan bansos beras dengan tonase signifikan dan kepada jumlah penerima yang besar, yang berdampak pada stok beras Bulog.
Tonase dan Jumlah Penerima Bansos Beras
Pada bulan Februari 2024, pemerintah menyalurkan bansos beras sebanyak 10 kg per keluarga penerima manfaat (KPM). Jumlah total penerima bansos mencapai 22 juta KPM, yang berarti terdistribusi sekitar 220.000 ton beras kepada masyarakat.
Pengurangan Stok Beras Bulog
Sehubungan dengan penyaluran bansos tersebut, terjadi pengurangan stok beras Bulog. Meskipun demikian, Bulog menyatakan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran selama puasa dan lebaran 2024, dengan stok CBP sebanyak 1,4 juta ton dan kuota impor tahun ini sebanyak 1,5 juta ton.
Asal Beras Bansos: Lokal atau Impor?
Terkait asal beras bansos, Badan Pangan Nasional menegaskan bahwa beras yang disalurkan dalam program bansos bukan berasal dari stok dalam negeri, melainkan dari impor. Hal ini dilakukan karena produksi dalam negeri yang minim, sehingga pemerintah melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bansos.
Dampak terhadap Masyarakat Miskin
Distribusi bansos beras ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat miskin di tengah kenaikan harga beras secara global. Dengan adanya bantuan ini, puluhan juta KPM diharapkan tidak terdampak oleh mahalnya harga beras dan dapat mempertahankan ketahanan pangan mereka.
Kesimpulan
Penyaluran bansos beras memiliki dampak langsung terhadap masyarakat miskin dan stok beras nasional. Pemerintah harus memastikan bahwa stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan bansos tanpa mengganggu ketersediaan beras di pasar. Selain itu, transparansi asal beras bansos penting untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tidak mengurangi stok beras lokal yang tersedia untuk petani dan konsumen lainnya.