Kucuran dana senilai Rp25 M dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar tahun 2019, menyulap kawasan kumuh Batang Arau menjadi kawasan wisata. Impian Batang Arau menjadi Ancolnya Sumatera Barat, sirna begitu saja. Setelah selesai dan diserahterimakan kepada Pemko Padang tahun 2020, Batang Arau tak terawat lagi.
Padahal, saat pekerjaan proyek di Batang Arau, baik pekerjaan trotoar, lapangan olahraga, taman dan kapal Malin Kundang, sarat tantangan dan resiko. Baik, dibongkarnya bangunan warga maupun kebiasaan warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, setelah selesai dan terlihat indah, kebiasaan baru pun muncul. Trotoar dimanfaatkan untuk berjualan, sampah dibuang ke sungai. Batang Arau tak lagi berseri.
Kepedulian Miko Kamal, Koordinator Koalisi Masyarakat Batang Arau, Selasa (21/6), memberi secercah harapan. Melalui beberapa ormas dan lembaga siap membenahi Batang Arau. Bahkan, juga melibatkan pihak lain yang berkepentingan terhadap Batang Arau. Baik, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS V) Sumbar, Pelindo, Dinas Lingkungan Hidup maupun Satuan Polisi Pamong Praja. Penegakan hukum perlu diberlakukan di Batang Arau.
Misalnya, sangsi buang sampah sembarangan dan penertiban PKL yang berjualan di trotoar. Peranan BWSS dalam pengerukan Batang Arau, termasuk juga pihak Pelindo. Jika ini, berjalan dengan baik, setidaknya mengurangi persoalan yang terjadi. Namun, disesali untuk penggerukan tahun 2022 ini oleh pihak BWSS hanya sepanjang 100 meter. Inipun tak begitu berpengaruh terhadap panjangnya Batang Arau.
Terkait masalah sampah di Batang Arau, disamping dibuang warga sekitar, juga sampah dari delapan saluran primer yang ada di kawasan Batang Arau. Solusinya, perlu diperbanyak bak sampai agar tak membuang sampah melalui saluran primer maupun skunder. Juga dibutuhkan kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya. Sehingga Batang Arau yang selama ini menjadi gudang sampah bisa teratasi.
Batang Arau, bisa menjadi kawasan wisata yang luar biasa dan bertaraf internasional, jika dikelola secara profesional. Karena Batang Arau dikelilingi beberapa kawasan wisata yang menjadi icon Kota Padang dan Sumbar. Pantai Padang, Gunung Padang, Kota Tua, Bukit Gado Gado, Pantai Air Manis dengan batu Malin Kundang dan wisata perbukitan jalan menuju Teluk Bayur. Berdekatan dan jarak tempuh tak begitu jauh.
Wisata Bahari dan Pelabuhan Madina, bakal menjadi lokasi wisata go internasional. Memang berat, karena terhalang Pelabuhan Muara, kapal penangkap ikan maupun pola hidup warga. Ada solusi, tapi harus dilakukan, jika ingin Batang Arau go internasional. Kapal nelayan dan penjualan ikan dipindahkan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bungus. Begitu juga Pelabuhan Muara dipindahkan ke pelabuhan Bungus.
Sehingga Batang Arau bersih dari bangkai kapal yang parkir setiap hari dilokasi tersebut. Air Batang Arau yang jernih, bersih dan tempat parkir kapal pesiar wisatawan. Wisata kuliner di Batang Arau dan Kota Tua, membuat Batang Arau indah mempesona. Dan, diyakini akan menjadi wisata terbaik di di dunia. Andai ini terwujud, akan mengundang wisatawan mancanegara berkunjung ke Batang Arau. Bukan tak bisa diwujudkan, tergantung niat dan kebersamaan. Semoga. Bersambung
stromectol generic – stromectola online order tegretol 200mg