Gempa 2009, Disaat Warga Berhamburan Menyelematkan Diri Menuju Tempat Ketinggian, Fauzi Bahar Menghadang Maut Menuju Gedung RRI Menenangkan Warga

Spread the love

2009, tragedi yang sulit dilupakan di Sumatera Barat. Gempa di Ranah Minang 2009 dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas Pantai Sumatera Barat, pukul 17.16 : 10, tanggal 30 September 2009 itu, telah meluluhlantakan negeri ini. Gempa terjadi dibagian Sumatera, sekitar 50 Km barat laut Kota Padang, menyebabkan kerusakan parah dibeberapa wilayah Sumatera Barat

Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Solok dan Kota Solok. 1.117 orang tewas, ribuan perkantoran dan rumah warga rata dengan bumi. Tragedi yang tak terlupakan yang banyak menelan korban.

Menariknya, gempa yang maha dasyat itu, khususnya di Kota Padang, warga berhamburan mencari tempat ketinggian. Macet yang luar, berlari diantara rerentuhan bangunan, membuat suasana Kota Padang sangat mencekam. Ditengah kepanikan warga, Walikota Padang, Fauzi Bahar, tetap berupaya menenangkan warga. Jiwa dan raga dipertaruhkan untuk warga Kota Padang.

Sebagai seorang kepala daerah berlatar belakang Pasukan Katak (Pasukan Neraka), Fauzi Bahar berpegang teguh dengan motto Tan Hana Wighana Tan Sirna (Tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi). Tunaikan sumpah dan tugas kewajiban sebagai prajurit Negara Republik Indonesia yang sanggup menjaga keamanan dan keselamatan nusa dan bangsanya.

Fauzi Bahar, tak ingin warganya panik, ditengah isu tsunami yang siap menghancurkan Kota Padang. Ia tetap berkomunikasi dengan berbagai pihak, terkait informasi akibat dari gempa itu. Fauzi Bahar, menerobos kerumunan warga dan kendaraan macet yang berpacu menjauhkan diri dari Pantai. Dengan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap keselamatan warga, Fauzi Bahar menuju Kantor Radio Republik Indonesia (RRI).

Dalam suasana yang mencekam itu, Fauzi Bahar memenangkan warga di melalui RI. Sampai dini hari, warga masih berada di tempat ketinggian. Bypass dan Kampus Unand juga menjadi tujuan. Takut berlama lama dan meninggalkan rumah, Fauzi Bahar menghimbau warga untuk kembali ke rumah. Karena, potensi tsunami, sudah kembali normal. Himbauan itu, karena rumah, perkantoran yang ditinggalkan, akan menjadi korban penjarahan.

Fauzi Bahar, sosok pemimpin yang bertanggungjawab dan siap menyelematkan warganya dalam kondisi apapun. Termasuk menyelamatkan warga dari maksiat dan judi. Jilbab, subuh mubarakah, pesantren ramadhan, hasmaul husna, membentengi diri warga. Dan, memberantas, meski harus berhadapan dengan para pembeking yang mencari kekayaan dibalik judi Togel itu.  (Bersambung)

Penulis

Novri Investigasi

More From Author

Gempa 2009, Disaat Warga Berhamburan Menyelematkan Diri Menuju Tempat Ketinggian, Fauzi Bahar Menghadang Maut Menuju Gedung RRI Menenangkan Warga

Disambut Ribuan Massa, Prabowo Subianto Sabak dan Terharu, Verry Mulyadi : Ribuan Massa, Membuktikan Prabowo Selalu di Hati Masyarakat Ranah Minang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT