Oleh :
MUSFEPTIAL
Peniliti Madya Pusat Riset Manuskrip Literatur dan Tradisi Lisan, BRIN. Ikut dalam kelompok Komite Pelaksana Program MOST-UNESCO
Pada hari Jumat tanggal 26 April 2024 dilaksanakan kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana secara Nasional yang dipusatkan di Padang, Sumatera Barat.
Acara ini dhadiri oleh Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Pro. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan Kepala BPBN dan Gubernur Sumatera Barat. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari BPBD se Indonesia dan lembaga yang konsen dalam bidang penanggulangan bencana, seperti Kemitraan Australia dan Indonesia untuk Manajemen Resiko Bencana, relawan bencana, dan Komite Pelaksana Program MOST-UNESCO.
Pada kesempatan tersebut Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia yaitu Pro. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. menjelaskan bahwa Hari Kesiapsiagaan Bencana diperingati tanggal 26 April 2024 sesuai dengan tanggal disahkannnya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dipusatkannya Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2024 di Padang
Sumatera Barat karena Sumatera Barat secara keselurahan merupakan daerah yang rawan bencana. Setidaknya, ada tiga becana yang mengancam Sumatera Barat, pertama, bencana alam, yang seperti Maret kemarin yang melanda hampir semua daerah kabupaten dan kota di Sumatera Barat; kedua, bencana gunung Meletus; ketiga, bencana tsunami, karena mulai dari Pariaman, Padang, Pasaman, Pesisir Selatan di Sumatera Barat merupakan hiliran pantai Panjang yang rawan akan bencana tsunami.
Tentunya, kesiapsiagaan bencana penting terus diingatka kepada masyarakat Sumatera Barat. Menariknya, pada acara ini Gubernur Sumatera Barat juga menekankan bagaimana Sumatera Barat juga fokus memberikan mitigasi bencana pada masyarakat penyandang disabilitas.
Hal ini tertuang dalam dua program prioritas mitigasi bencana 2024 di Sumatera Barat, yaitu garis biru zona aman tsunami atau blue line tsunami safe zone ini diinisiasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang dan fasilitas peringatan dini tsunami atau early warning system atau EWS inklusif untuk kelompok rentan tuna rungu.
Kedua program ini tentu akan menjadi hal yang penting dalam rangka mitigasi bencana di Sumatera Barat.