
Ramo ramo tabang malayang
Tasangkuik sayok makonyo cabik
Batanyo juo urang sagalanggang
Apo dimukasuik identitas politik
Tabang malayok buruang bundo
Hinggo diateh batang palo
Identitas politik kalau tak ado
Tantu urang batanyo tanyo
Gunuang Marapi tatuik kabuik
Ditimpo hujan di hari sanjo
Identitas politik nan dimukasuik
Bia tahu sia urangnyo
Tasabuik juo Pulau Mandeh
Aianyo tanang sarato barasih
Kalau identitasnyo lai jaleh
Tantu jadi padoman untuak mamilih
Selama ini, kita hanya mengenak politik identitas. Bahkan, jadi perbincangan saat pesta demokrasi, seperti Pemilihan Legislatif (Pileg). Tapi, jarang mengetahui tentang identitas politik, berkaitan profil seseorang. Padahal, ini sangat penting, menyangkut latar belakang dan profilnya untuk menjadi pedoman
Identitas politik adalah hal yang wajar dalam politik. Karena, dengan adanya identitas, tentu orang lebih kenal, lebih dekat dan lebih akrab. Misalnya, identitas sosial, agama, pendidikan dan politik seseorang. Bukankah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak suka. Ibarat memilih seseorang, tentu tak ibarat membeli kucing dalam karung.
Orang yang berkecimpung di dunia politik, biasa menampilkan identitasnya. Dan, tertulis dalam biodata data, seperti pendidikan, agama dan lain lain. Bahkan, seorang Caleg, juga sering menampilkan identitasnya politiknya dari partai. Juga ditambah gelar, bahkan juga negeri asal. Tujuannya, agar lebih mengetahui latarnya belakang dan menjadi dasar menentukan pilihan.
Seorang Caleg, misalnya yang telah menamatkan S3, tentu bangga memasang nama dan gelarnya di baliho. Agar orang tahu latar belakang pendidikannya. Seorang Caleg yang pernah menunaikan ibadah haji, tentu bangga menambah didepan namanya. Dan, ada juga dibelakang nama membawa kesukuan. Misal, Novri Caniago. Itupun sudah ada sejak lahir diberi nama orang tua
Intinya, selama identitas politik, sosial, agama dan budaya diekpresikan sebagai kecintaan pada akarnya dengan taraf yang wajar. Tujuannya, untuk persatuan dalam perbedaan. Itulah pengamalan dari Bhinneka Tunggal Ika. Ingat, kita tak akan pernah tahu dan paham adanya perbedaan dan kebhinnekaan, kalau yang berbeda beda itu, baik agama, suku, budaya diekpresikan secara nyata ke ruang publik.
Identitas politik beda dengan politik identitas yang mengekploitasi identitas politik untuk memecah belah. Dengan maksud dan tujuan mendukung salah satu dan merendahkan yang lain. Sehingga, berujung terjadinya konflik.
Penulis
Novri Investigasi