Batu Malin Kundang di Pantai Aia Manih
Bapasia laweh baombak gadang
Kato urang politik itu dinamih
Kadang bakawan kadang bakareh arang
Bukik Gado gado jalan mandaki
Batapi jurang kelok baliku
Politik itu hanyo kepentingan sejati
Lai ka mungkin minyak jo aia basatu
Pilgub Sumbar 2024, makin sero diikuti. Spekulasi dan berbagai kemungkinan bisa terjadi. Banyak juga tulisan yang keluar sekedar memprediksi. Tak mungkin terjadi, bisa saja terjadi. Ya, namanya saja politik itu dinamis. Saking dinamisnya, ‘aia jo minyak bisa basatu’
Prabowo Ketua Umum Partai Gerindra didepan Epyardi Asda, terang terangan mengatakan, mendukung Capten maju pada Pilgub Sumbar 2024. Dengan catatan pendampingnya dari Partai Gerindra. Begitu juga Zulhas, Ketum PAN, mengatakan, PAN berkoalisi dengan Gerindra mengusung Epyardi Asda
Seiring berjalannya waktu, tiba tiba Partai Gerindra, merekomendasikan Vasco Ruseymi untuk maju pada Pilgub Sumbar 2024. Terbayangkan dalam pikiran kita, tentu akan menjadi Wakil Epyardi Asda. Karena, sudah ada pernyataan Ketum Gerindra, Prabowo mendukung Epyardi Asda asal Wakil dari Partai Gerindra
Namun, pasca rekomendasi Vasco itu, bola panas pun menggelinding, akan menjadi duet Mahyeldi pada Pilgub Sumbar 2024. Pernyataan ini, bak bola panas mulai bergerak liar. Bahkan, semakin liar, diiringi berbagai asumsi. Termasuk, menjadikan Vasco sebagai Wakil Mahyeldi punya maksud dan tujuan tertentu
Menariknya, dikaitkan kaitkan dengan banyak dugaan korupsi menerpa Pemprov Sumbar dan akan menjadi batu sandungan. Tapi, itu hanya bola liar yang belum tentu benar. Hanya spekulasi politik memanaskan keadaan. Tapi, bisa juga jadi kenyataan. Bukankah. politik itu, hanya kepentingan sejati
Bagai Air dan Minyak
Sekarang kita berandai andai. Andai Vasco duet dengan Mahyeldi dan menguburkan impian Audy untuk berjuang bersama, tentu menjadi tanda tanya warga Sumbar. Sudah menjadi rahasia umum, Partai Gerindra dan PKS, khususnya di Sumbar, beberapa tahun belakang ini, sering terjadi gesekan dan perang urat syaraf.
Tak perlu diceritakan, bagaimana kedua partai itu saling ‘sindia manyindia’, saling ‘serang menyerang’. Yang satu sibuk pencitraan dan satu lagi sibuk kerja nyata. Berpacu dan saling claim, termasuk perseteruan mega proyek fly over. Siapa yang berjuang dan siapa yang menumpang. Perseteruan itu, hampir tiap hari menghiasi media sosial.
Tentu, timbul pertanyaan, apakah minyak bisa bersatu dengan air. Bukankah, pribahasa itu, menggambarkan sikap dan sifat individu atau suatu hal yang berbanding terbalik. Ilustrasinya, mengandung dua kata, benda cair yang berbeda. Secara harfiah, kedua zat ini tidak bisa dicampur atau bersatu.
Ketika air disatukan dengan minyak, keduanya akan selaku terpisah. Karena, memiliki sifat yang tidak memungkinkan keduanya bercampur. Dikutip dari buku Kumpulan Lengkap Pribahasa Indonesia, Karya Gamal Komandoko (2007). Pribahasa ini mengambarkan dua orang atau kelompok yang bertikai, sehingga tak bisa disatukan.
Artinya, hubungan dua individu atau kelompok yang dimaksud adalah berkonflik dan tidak sejalan. Nah, di Sumbar, dua Partai ini, terjadi perseteruan. Wajar saja, timbul pertanyaan, apakah mereka bisa bersatu pada Pilgub Sumbar 2024. Atau filosofis, politik itu hanya ada kepentingan sejati, akan menyatukan mereka. Tunggu saja
Penulis
Novri Investigasi