
Flyover Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dan Kabupaten Solok, sekarang menjadi viral dan pembahasan panjang berbagai kalangan. Bahkan, ada juga berbagai pihak, merasa paling berjasa dan berjuang mewujudkan flyover itu. Padahal, pembangunan flyover Sitinjau Lauik itu, sudah direncanakan lama. Namun, hangatnya mulai terasa disebabkan berbagai pihak sudah mengklaim dibalik perjuangan flyover itu.
Pembangunan flyover Sitinjau Lauik ini, sudah pernah dibahas Channel Investigasi TV bersama mantan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit. Bahkan, desain geometrinya sudah ada. Dalam pembahasan itu, Nasrul Abit menyebutkan, flyover Panorama 1 Sitinjau Lauik sepanjang 2,60 Km diperkirakan menelan dana Rp1,363, itu sudah termasuk study kelayakan, detail engeneering desain dan Amdal
Sedangkan, Flyover Panorama 2 sepanjang 3,87 Km, diperkirakan menelan anggaran Rp2.05i Triliun. Kendala pekerjaan, masih tersangkut izin kawasan dari Kementarian Lingkungan Hidup. Kenapa, Nasrul Abit saat itu, berupaya keras mewujudkan flyover, jawabnya, karena ini sangat urgen sekali. Alasannya, daerah Sitinjau Lauik merupakan daerah rawan kecelakaaan.
Selama priode 2016-2020, terjadi sebanyak 50 kecelakaan, meninggal 9 orang, luka ringan 111 (Berdasarkan data Polresta Padang). Banyak kendaraan yang lepas kendali (out of control) terutama angkutan berat (truk) 15. Hampir setiap hari kendaraan berat terjadi kegagalan mendaki, karena tanjakan terjal panjang dan curam. Ditambah lagi, radius tikungan sempit dan terjal. Lagipula, Sitinjau Lauik, merupakan jalur logistik lintas Tengah Sumatera.
Memang, pembangunan flyover ini, pernah dibatalkan pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nasional, karena besarnya biaya. Selanjutnya, Pemrov Sumbar akan pelebaran dilakukan pada arah jurang dengan pemasangan beton. Dan, cara ini tak menjadi solusi, sebab tak mampu menahan longsor yang menjadi hancaman pengendara melewati lokasi itu
Disinilah, berawal dilakukan berbagai perjuangan. Saling melobi, saling berjuang. Membawa Menteri ke lokasi sembari berpromosi. Flyover Sitinjau Lauik, berkat perjuangannya, berkat lobinya ke pusat. Terlepas dari semuanya itu, penulis sebagai warga Sumatera Barat, merasa bangga dengan perjuangan mereka. Meski, perjuangan itu diplotisir disaat memasuki tahun politik. Terpenting flyover Sitinjau Lauik terwujud.
Penulis
Novri Investigasi
Bak petuah :
Katiko bakarajo balabiah pangkua,
Tibo saat makan kurang piriang,
Kalau alah Manang sadonyo alah jadi pejuang,