
Balari lari ombak ditapi panta
Ombak mamacah yo ka tapian
Manari bana nan indak pandai
Manga kok lantai nan disalahkan
Basah rumpuik dek hujan malam
Pagi hari maka ka rado
Usah mancari kambing hitam
Dek nan pandai bamain kato
Tatutuik kabuik Gunuang Padang
Ditimpo hujan mako ka tarang
Untuk manutuik kasalahan surang
Dicari juo kasalahan urang
Aia Manih babatu Malin Kundang
Rami dek urang di hari sanjo
Indak elok bakareh arang
Rancak ditarimo jo lapang dado
Pepatah, “Kalau kamu tak pandai menari, jangan lantai kamu bilang terjungkat. Lalu pada acara talkshow Indonesia Lawyer Club (ILC) pada suatu pembahasan bertajuk “Perlukah Reuni 212, Karni Ilyas, merubah ‘Jangan lantai kamu salahkan’.
Makna yang terkadang pada kalimat itu, jika kita gagal atau kalah dalam melakukan sesuatu, jangan lantas menyalahkan keadaaan, apalagi menyalahkan orang lain.
Kalah, ya terima kekalahan. Jangan mencari hitam menutupi kekalahan. Ini sering terjadi dalam kehidupan sehari hari. Baik saat bermain, berdiskui maupun berdebat. Saat kalah dan kurang memahami materi, bukan mengakui kekurangan.
Tapi, membalikkan keadaan dan mencari kambing hitam menutupi kekalahan. Ambisi dan emosi pun berjalan memanaskan keadaan.
Kiasannya, kalau ingin menari diatas panggung, tentu harus menguasai panggung dan tarian dibawa. Harus sesuai gerakan dengan musik. Harus harmonis gerakan dengan musik yang dimainkan.
Kalau tarian, tak sejalan dan harmonis, tentu tarian semakin kacau. Penari bukannya instropeksi akan kesalahan, tapi malah lantai yang disalahkan. Ya, kalau tak pandai menari, jangan salahkan lantai tempat berdiri. Menari tak pandai, jangan menyalahkan lantai
Dalam pepatah orang tua di Aceh, seiring dengan kalimat itu,” Ata han jehut ta meunari, ta peugah tika hana get’.
Jangan kita pernah menyalahkan keadaan yang buruk kepada orang lain. Sementara, kita tak sadar kesalahan kita sendiri yang menyebabkan keadaannya.
Pedasnya lagi, apa yang dikatakan, Dahlan Iskan,” orang yang melakukan kesalahan dan tidak berusaha memperbaikinya, ia sedang berusaha melakukan kesalahan berikutnya.
Kesimpulannya, kegagalan dalam melakukan sesuatu persoalan, malah menyalahkan orang lain atau alat lainnya. Mencari cari cari alasan untuk menutupi kesalahan atau kekurangan diri sendiri
Sementara, agama Islam, juga melarang menutupi kesalahan dengan mencari kesalahan orang.” Hai orang orang yang beriman, jahuilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan, janganlah mencari cari kesalahan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain (Al Hujar
at : 12)
Tertitip harapan buat kita semua, untuk menjadi pemimpin yang baik dimasa akan datang. Jangan suka menyalahkan orang lain, lebih baik koreksi dan memperbaiki kesalahan kita terlebih dahulu. Bukankah, berjiwa besar dan berlapang dada, merupakan sikap dari seorang kesatria
Penulis
Novri Investigasi