Sebelum, menulis lebih jauh, kita nikmati dulu lirik lagu Rumah Gadang Rang Caniago. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan beredar diblantika Musik Minang. Lagu ini, ciptaan putra caniago, Novri Investigasi
Ditingga mande tapek i mande
Hilang dunsanak cari dunsanak
Itu pituah dek urang minang
Kalau lah tibo dirantau urang
Sanak nan ado di lingkuang bumi.
Bia dirantau tampek usaho
Mari di jalin silarurrahmi
Sakaluarga suku rang caniago
Reff.
Sakaum kito rang caniago
Raso pareso di paliharo
Pituah minang samo dijago
Adaik jo sarak sandi agamo
Niniak mamak jo bundo kanduang
Alim ulamo jo cadiak pandai
Itu lah tampek kato baiyo
Rumah gadang kaum caniago
Terus terang, saya bangga dan memuji keberadaan Keluarga Besar Rang Caniago (KBRC). Apalagi, sekarang sudah berumur tujuh tahun dan dilengkapi legalitas, kepengurusan. Bahkan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sudah terbentuk dibeberapa provinsi. Saya yakin, potensi yang dimiliki rang caniago dengan berbagai profesi , KBRC akan semakin bergetar ke seluruh nusantara.
Ditelisik, sejarah suku caniago, saat indah, bermakna dan demokratis. Suku caniago di minang yang dibuat oleh Dt. Perpatih Nan Sabatang. Suku caniago merupakan suku induk Minangkabau, selain Suku Koto, Suku Piliang dan Bodi. Filsafah hidup demokrasi, sangat menjunjung tinggi, bulek aia dek pambuluh, bulek kato dek mufakaik. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan.
Artinya, pada masyarakat Suku Caniago, semua keputusan yang akan diambil untuk kepentingan bersama harus melalui proses musyawarah untuk mufakat. Disamping tetap berpegang teguh kepada Adat basandi syara, Syara basandi kitabullah. Ninik mamak, bunda kanduang, cadik pandai dan alim ulama, manjadi panutan kito basamo.
Alhamdulillah dari diskusi pendiri KBRC dan ninikmamak, semuanya itu sudah dijalani dalam membesarkan KBRC. Termasuk melibatkan semua potensi yang ada. Dengan kebersamaan ini, kepak sayap KBRC sudah membentang diseluruh nusantara. Melalui KBRC rumah gadang rang caniago, bahu membahu, sairing sajalan, saniat sejalan dengan niat mendirikan KBRC.
Kalaupun ada beda pendapat itu wajar. Basilang kayu ditungku, mako api kahiduik. Ini juga disebabkan, latar belakang dan profesi yang berbeda. Tapi, saya yakin, tujuan KBRC bukan mencari perbedaan, tapi menyatukan perbedaan. Mengurus tiga orang anak saja, beragam juga masalah, apalagi mengurus ribuan rang caniago yang bersebar di seluruh nusantara.
Saya memang baru bergabung dan belum mengetahu bentuk struktur kepengurusan. Penulis yakin, pengurus sekarang ini sangat kompeten dan kredibel. Baik dari unsur ninikmamak, bundo kanduang maupun kemenakan. Bahkan, the right the man menjadi acuan dalam menyusun kepengurusan. Sehingga program dijalankan, betul betul mengakomodir, semua potensi yang ada.
Kedepan, kita berharap KBRC lebih berkibar lagi. Rumah gadang bagi kita semua. Manfaatkan potensi anggota, sehingga bisa mengembangkan potensi dimiliki. Baik, bidang seni, budaya dan lain sebagainya. Juga bikin jenis usaha, sehingga dunsanak kita yang tak punya akitifitas, bisa mencari reseki dari usaha yang ada.
Tak kalah pentingnya, perkuat bidang sosial, seni budaya dan agama. Sehingga ABSSBK, betul betul terakomodir di KBRC. Mungkin, masih banyak ingin tersampaikan, ide ditelorkan. Namun, tak ada salahnya, kita saling berkomukasi, menampung aspirasi dunsanak, demi KBRC yang kita cintai ini.
Wassalam.
Penulis
Novri Investigasi