Hampir terjadi tiap tahun, indikasi permainan lelang di BP2JK yang berkantor di Parak Kopi Kota Padang. Sanggahan mengalir tiap tahun dari rekanan yang merasa dirugikan. Tahun 2022 ini, terjadi lagi Bahkan, sampai berujung ribut antara panitia dan rekanan yang dikalahkan secara tak wajar
PADANG, INVESTIGASI_Lelang pembangunan sarana dan prasana pengendalian banjir dan sedimen Batang Sangir, Kabupaten Solok Selatan kisruh. Bakuhampeh antara rekanan dan panitia, terjadi Jumat (21/1) sore. Dugaan permainan panitia berujung bakuhampeh itu, terjadi kecurangan dilakukan pokja/panitia. Sehingga, ada beberapa rekanan yang meminta hasil evaluasi lelang tersebut diulang.
Pasalnya, panitia terkesan diskriminasi, sebab harga paling tinggi dianggap tidak wajar. Sementara, harga paling rendah dianggap wajar. Seperti PT. Putra Hari Mandiri, penawar terendah nomor 18, digugurkan dengan alasan penawaran yang dianggap tinggi dan tak wajar. Sedangkan, PT. Alas Putra penawar terendah 13 dianggap wajar dan dimenangkan panitia.
Saat ribut pada paket lelang pembangunan sarana/prasaran pengendalian banjir dan sedimen Sungai Batang Sangir, Kabupaten Solok Selatan, indikasi permainan Pokja di BP2JK sangat kentara sekali. Penawar terendah 18 hanya digugurkan dengan alasan tawaran tak wajar. Sedangkan, penawar nomor 13 dianggap wajar.
Tujuannya, agar penawar18 tak lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga. Sehingga, dengan mudah memenangkan rekanan yang menjadi jagoannya. Wajar saja permainan panitia atau Pokja itu menjadi sasaran kemarahan dan berujung bakuhampeh.”Permainan panitia dan rekanan dijagokan tak profesional. Kentara sekali terjadi intimidasi dan diskriminasi,” kata rekanan yang merasa dirugikan saat ribut tersebut.
Rekanan lain, merasa dibodohi oleh permainan tak profesional itu, juga mengatakan, jika ingin bermain harus cantik dan profesional. Seharusnya penawar terendah 18 itu lulus, bukan menggugurkan dengan alasan tak wajar. Nanti, kalau mau dimenangkan juga rekanan titipan nomor 13 tak menimbulkan kecurigaan.
Disini terlihat ketidakprofesionalan Pokja/panitia bermain dengan rekanan dijagokan. “Makanya, kami rekanan minta lelang ini dievaluasi ulang. Jika tak ingin timbul masalah lebih besar lagi,” kata rekanan tersebut seraya menyebutkan, indikasi kecurangan juga terendus pada paket lain. Nv