Oleh : Richard Akbar
Sepertinya Bakal Calon ( Balon) Kepala Daerah (KDH) Kota Padang, hanya tiga pasang.
Masih disebut sebut, antara lain pertama, Hendri Septa (PAN) dan Hidayat (Gerinda).
Kedua, Fadly Amran dan Maigus Nasir (Nasdem, PKB, PPP, Golkar dan yang lainnya ?).
Dan ketiga, Muhamad Iqbal dan Amasrul ( PKS dan Demokrat).
Ketiga Balon tersebut mempunyai pengalaman dan latar belakang yang sangat baik.
Begitu juga Parpol pengusungnya memiliki dukungan signifikan.
Menjelang pendaftaran ke KPU akhir Agustus 2024, ketiga Balon tersebut seperti sudah mulai “berpacu dalam melody’ mengambil hati masyarakat/ konstituen.
Ada yang begitu fulgar di lapangan dan ada pula yang senyap senyap saja.
Fulgar dan senyap sama saja, tetapi intinya mencari simpatik dari warga untuk dukungan Pilkada 27 November 2024.
Berpijak dari pengalaman yang sudah sudah, pemuncak Pilkada kadangkala bisa diluar prediksi dan tiori akademik.
Misalnya pada Pilpres lalu, diprediksi si A yang akan meraih suara terbesar, tetapi ternyata tebakan meleset tajam, malah si B sebagai pemuncak nya secara nasional.
Dalam hal ini siapakah yang salah, apakah strategi tim Balon yang kurang jitu atau, figur Balon yang kurang ” laku” dijual ataukah tim sukses yang tidak sukses menyukseskan Balonnya melenggang ke singgasana.
Begitu dengan Pileg, banyak juga prediksi yang berguguran. Misalnya, si Anu dipastikan lolos, ternyata setelah dihitung di KPU, suara di Anu anjlok.
Selain figur Balon yang disenangi dan sudah dirasakan sepak terjangnya.
Namun peran tim sukses juga sangat menentukan.
Tim sukses harus betul betul bergerak ke sasarannya secara langsung.
Jangan hanya menghitung hitung pendukung diatas kertas dan dibalik meja saja.
Peta kekuatan dan planning turun lapangan yang sudah dibuat, harus dijalankan dengan full.
Selama ini sering terlihat, baik pada pemilihan anggota legislatif dan Pilkada.
Diatas kertas sudah diprediksi menang, ternyata hasilnya sebaliknya.
Tim Sukses harus orang orang terpercaya, berintegritas dan betul betul bisa menemui konstituen dan menjelaskan dengan gamblang visi misi di calon ke bawah.
Jangan sampai ada tim sukses yang bergerak di “dua kaki”. ,Pasti merugikan Balon.
Dalam percaturan politik biasanya yang diperkirakan pemuncak , ternyata bisa saja meleset, jauh anggang dari api.
Mungkin menjelang Pilkada, para Balon berpandai pandailah dengan masyarakat. Sering seringlah bertatap muka langsung mendengar keluh kesah rakyat.
Jangan yakin betul dengan visi misi yang sudah disusun rapi, dengan tiori dan prediksi, serta dengan apa yang telah diperbuat selama ini.
Tetapi tetaplah para Balon dan Timses berupaya selalu “Duduk Sameja”, dan “Baselo Salapiak”, berkomunikasi sambung rasa dengan rakyat
Mungkinkah itu pemuncaknya?.