Masih Adakah, Pencitraan Makan Karupuak Leak, Masuk Got dan Memakai ‘Sipatu Cabik’ Pada Pilkada Serentak 2024 Nanti?

Spread the love

Jiko ingin maliek lauak di dalam tabek
Tabek nyo karuah ditimpo hujan
Jiko dicalik Pilkada samakin dakek
Politik pencitraan mulai dimainkan

Malompek koncek di dalam samak
Tajirambok tapijak daun karisiak
Ado pancitraan makan karupuak leak
Nan parahnyo mamakai sapatu cabik

Bungo di tanam di dalam pot
Babarih pot di tangah laman
Ado juo nekat masuk got
Jadi patugas kebersihan manyapu jalan

Di dalam rimbo kijang bajalan
Bajalan kijang di nan data
Babagai caro nan dilakuan
Dek arok simpatik warga

Pilkada serentak, sudah diambang pintu. Nama nama calon mulai mengapung. Ibarat pendekar, mereka turun gunung, menelusuri lembah dan masuk gelanggang, menjadi pahlawan membela warga. Hanya satu tujuan. demi, menarik simpati warga.

Gaya lain pun dimainkan, walau tak pernah dilakukan dalam keseharian. Namun demi politik pencitraan, nekat merubah diri 360 derjat, tak peduli ada sebagian yang menghujat. Kau bukan dirimu lagi

Biasa bermanja manja dirumah, dilayani banyak pembantu, merekapun melakukan sesuatu yang tak lazim. Masuk got membersihkan sampah, sementara got dirumah sendiri tak pernah dibersihkan

Makan karupuak leak, itupun dilakukan. Dalam keseharian, makan di restoran mewah, berbagai menu makan tersedia dirumah. Dan, tak pernah merasakan makanan dijalan, apalagi makan rakyat kecil, seperti kerupuk leak

Ada pembantu membersihkan rumah, menyapu sampai ke halaman. Jangan membersihkan rumah, memegang sapu saja tak pernah dilakukan. Tapi, saat Pilkada, jalan pun dibersihkan mengganti kerja petugas kebersihan

Paling tragis, bahkan sadis, sehingga terasa teriris melihat memakai kaus dan sepatu cabik. Terbayang ketika, penulis masih kecil, miskin dan ditinggal orang tua. Memakai sepatu dan kaus cabik, karena derita dan tak bisa membeli sepatu baru

Tapi, dalam segala kemewahan, berbagai fasilitas didapatkan, menjadikan sepatu dan kaus cabik untuk pencitraan. Duh, separah itukah, demi menarik simpatik warga. Entahlah, bermacam macam saja gayanya

Apakah pemandangan seperti itu, akan terjadi lagi pada Pilkada serentak 2024 nanti. Gaya lama dipertahankan demi meraih kekuasaan. Bisa jadi, itu mungkin cara terbaik mendapatkan simpatik. Seakan sosok yang sederhana dan merakyat

Penulis
Novri Investigasi

More From Author

DPC Partai Demokrat Kota Padang, Buka Pendaftaran Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota

Festival Muaro Tempo Doeloe Padang, Betul betul Legenda, Warga Bertumpuk di Muaro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT