
Masih terngiang dan terkenang banjir besar menimpa Kota Padang, tahun 2021, tepatnya 8 Agustus 2021. Sejumlah wilayah, seperti Jondul Rawang, Lubuk Minturun, Berok Siteba, Air Dingin dan Dadok Tunggul Hitam Koto Tangah
Salah satu titik banjir yang paling parah di Jalan Bypass Kelurahan Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah. Banjir setinggi pinggang orang dewasa merendam kawasan itu. Ada beberapa tempat yang menjadi sasaran banjir. Diantaranya, Rumah Sakit Baiturrahmah dan Kantor Walikota Padang.
Sekarang, kondisinya mulai membaik. Salah satunya, normalisasi dan pengerukan sungai dilakukan setiap tahun, terutama Batang Maransi, sudah dilakukan Dinas SDABK selama tiga tahun belakangan ini. Namun, seiring minimnya anggaran, akan berpengaruh terhadap pekerjaan lanjutan. Dan, menumpuknya sedimen, akibat tak dilakukan penggerukan
Ini perlu menjadi perhatian Walikota dan Wakil Walikota Padang, Fadly Amran, Maigus Nasir. Karena, Air Pacah, menjadi pusat pemerintahan. Kantor Walikota dan DPRD Kota Padang, berdampingan. Apalagi sarana kesehatan dan pendidikan, berdirinya Rumah Sakit dan Universitas Baiturahmah dan bangunan lainnya.
Bahkan, normalisasi Batang Kandis sepanjang 3 Km bernilai Rp110 M, melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V) juga menjadi solusi. Pemasangan seawall dari bypass berakhir di Pantai Pasir Jambak, tidak saja mengatasi banjir di bypass, tapi juga sepanjang lokasi pekerjaan
Disamping normalisasi sungai dan pengerukan sedimen di Batang Maransi dan seawall di Batang Kandis, drainase jalan bypass perlu juga menjadi perhatian. Karena, dibahu jalan sudah berdiri banyak bangunan, sehingga tertutupnya saluran air dan bergantinya resapan air dengan bangunan. Memang untuk jalan byapass, merupakan tangggungjawab pusat
Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN). Namun, melalui pendekatan dan menarik dana pusat, bisa menyelesaikan persoalan terjadi. Itupun tergantung lobbi walikota. Tentu juga butuh dukungan berbagai pihak, termasuk kita bersama
Kenapa ini, menjadi perhatian. Karena, Air Pacah menjadi pusat pemerintahan. Jika tidak bisa teratasi, takutnya timbul imeg negatif ditengah warga. Dan, jangan sampai terlontar. “Rumah inyo se banjir, indak teratasi dek inyo doh, apalagi akan mengatasi banjir di rumah kito”. Ya, sampai disini saja. Nanti, sambung lagi.
Penulis
Novri Investigasi
Hello friends, how is everything, and what you want
to say regarding this paragraph, in my view its really amazing for me.