Sebagai Ibu Kota Provinsi, Kota Padang menjadi etalase bagi kabupaten/kota di Sumbar. Pembangunan infrastruktur, terutama jalan, menjadi penilaian tersendiri. Karena, jalan merupakan urat nadi perekonomian dan penunjang transportasi. Keindahan dan kenyamanan kota. juga terlihat dari jalan yang mulus dan enak untuk dilewati pengendara
Namun, disayangkan, masih banyaknya, jalan rusak dan berlubang. Bahkan, sudah dilakukan tambal sulam, namun hitungan minggu sudah rusak lagi. Lalu, kenapa terjadi, yuk kita bahas. Jalan cepat rusak, disebabkan saluran air tak cukup. Jalan kelihatan bagus dan nyaman dilewati. Hitam bak hamparan permadani, tapi saluran air sangat kecil. Sehingga, saat hujan, air mengenangi jalan.
Ingat, aspal adalah senyawa karbon setara minyak. Saat terjadi genangan air, ikatan molekulnya melemah dan lepas. Jika jalan aspal tergenang semalaman, besok bisa hanyut terbawa air. Dan, air merupakan musuh utama aspal. Idealnya, jalan dilengkapi dengan fasilitas pelengkap, termasuk drainase.
Jalan harus didesain kemiringan melintang maupun memanjang dengan saluran drainase di kiri kanannya untuk secepatnya, mengalir ke sungai atau ke kali. Tujuannya, mencegah genangan air yang akan merusak jalan
Penyebab lain, jalan cepat rusak dan sudah menjadi rahasia umum, banyak truk yang beratnya melebihi kapasitas yang ada. Misal, kapasitas truk maksimal 30 ton. sementara beban yang dibawa mencapai 50 ton. Artinya, jalan dilalui kendaraan overweight. Pengusaha berusaha memaksimal load dari truk agar hemat biaya, tanpa memikirkan resiko jalan rusak.
Dan, dipastikan umur rencana jalan akan berkurang. Termasuk juga, suhu aspal saat pemaparan dan material timbunan yang digunakan, juga penyebab jalan cepat rusak. Bahkan, saat hujan, juga dilakukan pemaparan aspal, karena takut aspal tak bisa digunakan lagi, akibat turunnya suhu. Juga takut rugi, jika aspal terbuang percuma dan tak bisa dimantaatkan
Tambal Sulam Cepat Rusak
Begitu juga kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang alias distorsi, itu disebabkan kemungkinan ada dua alasan. Tanah dasar lemah dan pemadatan kurang spesifikasi. Teknisnya, sebelum pekerjaan pelapisan aspal, tanah yang akan dilapisi harus sesuai spesifikasi teknis
Lalu, apa pula penyebab, jalan tambal sulam, tak berapa lama rusak lagi. Ini disebabkan metode pekerjaan dan dilakukan dengan sekedarnya. Kadang dipakai aspal penetrasi atau HRS (Hot Rolled Sheet/aspal dan pasir gorengan dihampar dalam keadaan dingin. Itupun digilas dengan baby roller/stampar kodok dengan berat 0,6 ton.
Bayangkan saja, hasilnya. Pantas setelah dilakukan tambal sulam hitungan minggu rusak lagi. Parahnya, yang mengerjakan belum tentu dari kontraktor bidang jalan. Biasanya dari kontraktor kecil atau swakelola oleh Dinas PUPR dengan memperkerjakan pekerja harian.
Bisa juga oleh kontraktor yang ‘merusak jalan’ tersebut. Seperti PDAM, Telkom dan lain lain. Mereka yang mengerjakan, belum tentu mempunyai alat dan kapabilitas yang memenuhi dalam pengaspalan. Begitu juga saat pemetakan, tidak menggunakan pisau pemotong aspal, tapi digali menggunakan cangkul dan linggis. Getarannya, juga merusak lapisan bawah aspal disekitar pemetakan.
Lalu, kenapa tambal sulam, jalan tak rata dan bergelombang. Penyebabnya, sebelum dihampar, seharusnya material dari lapis pondasi bawah, pondasi atas sampai dengan aspal harus menggunakan uji labor. Aspal dihamparkan menggunakan alat lengkap, seperti tandem roller dengan tonase 8 – 10 ton, asphalt finisher, pneumatic tire roller (stoom dengan roda banyak dan halus). Sehingga, aspal yang dihamparkan rata, halus dan padat.
Penulis
Novri Investigasi