Beberapa kali, media ini mengungkap, ketidakberesan yang terjadi BWSS V, terutama banyaknya pegawai harian titipan dan pegawai proyek (setiap ada pekerjaan proyek, ada pegawai harian). Bahkan, pegawai harian tak mengerti apa apa itu, ditugaskan mengawasi pekerjaan proyek. Bahkan, pegawai harian dan pegawai proyek lebih mendominasi daripada ASN. Pedisnya, pegawai ASN, kadang tersingkir dengan keberadaan pegawai harian dan proyek ini. Menguak kasus ini, mereka yang merasa tersinggung langsung memblokir WA media ini
PADANG, INVESTIGASI_Sepertinya, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V alergi terhadap kritikan media. Terkesan hanya melayani media yang mau diajak kerjasama. Kalau ada yang melakukan kontrol sosial, langsung menggunakan jurus bungkam dan blokir WA. Termasuk, saat dikonfirmasikan pekerjaan Embung Unand Padang. Padahal, sejak awal sudah terendus permasalahan. Pasalnya, proyek mulai kontrak 23 Maret 2022, namun dikerjakan selesai lebaran. Diduga, takut mengeluarkan Tunjangan Hari Raya (THR) pekerjaan ditunda. Wajar saja, sampai sekarang progres pekerjaan tak sesuai kontrak
Sementara, mereka yang terlibat dalam pekerjaan proyek ini, baik Dian Karmila (Kepala Balai), Reynol (Satker) maupun Adi Putra (PPK), terkesam bungkam dan enggan menanggapi. Ada juga diantara mereka memblokir media ini. Bahkan, rekanan yang mengerjakan proyek ini, ikut ikutan bungkam dan enggan menanggapi konfirmasi temuan media ini dilapangan.
Menariknya, proyek diduga bermasalah di Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat, Direktur Jenderal Sumber Daya Air, pekerjaan pembangunan embung Universitas Andalas Kota Padang, terkesan direstui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V), Kepala Satuan Kerja (Ka Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Faktanya, aksi bungkam, menyertai proyek bernomor kontrak : 02.03/01/SNVT-PJPA WS.IAKR/ATAAB II/III/2022, tanggal kontrak 23 Maret 2022, masa pelaksanaan 284 hari kalender, saat dikonfirmasikan tak ditanggapi sama sekali. Bahkan, blokir memblokir WA dilakukan, demi menghindari konfirmasi temuan dilapangan.
Sekarang, kondisi proyek senilai Rp6.488.000.000,00, tahun anggaran 2022, dikerjakan CV. Saguna Karya Pratama, konsultan PT. Vitech Pratama Konsultan, jauh dari harapan. Apalagi, saat lelang turun terjun payung. Faktanya, sudah berjalan lima bulan, itupun terlihat pembentukan lahan dan coran dam. Alat beratpun hanya terlihat satu eskavator dilapangan.
Profesional rekanan juga dipertanyakan warga. Soalnya, tak ada mobil penyiram jalan. Hampir sepanjang jalan masuk Simpang tiga sampai lokasi embung lama, jalan dipenuhi tanah dan debu. Itupun rawan kecelakaan, sebab licin saat hujan dan berdebu saat panas. Padahal, jalan itu menuju lokasi wisata embung lama.”Sering kendaraan roda dua tergelincir lewat jalan ini,” kata Anto warga yang sering melintasi jalan itu, Minggu (10/7).
Telusuran media ini, Minggu (10/7) kelokasi pekerjaan, terlihat beberapa pemuda di lokasi pekerjaan. Tumpukan material, terindikasi diragukan. Sebab, pasir dan koral, terlihat bercampur tanah. Material galian dan membelah perbukitan itu, juga digunakan untuk timbunan jalan masuk menuju lokasi pekerjaan. Dilihat dari pekerjaan yang sudah dilakukan, diprediksi jauh dari progres yang direncanakan.
Wajar saja, pekerjaan yang sudah menuai masalah saat lelang ini, disorot berbagai kalangan. Termasuk Edwar Bedang, Koordinator LSM Ampera. Katanya, persoalan ini sudah terendus saat lelang dan keterlambatan pekerjaan yang kontrak bulan Maret, namun dikerjakan setelah lebaran.”Ini berimbas pada pekerjaan fisik dilapangan,” katanya.
Edwar juga menyesali aksi bungkam di BWSS V. Sebab, terkesan tutup mata terhadap persoalan yang terjadi. Aksi bungkam BWSS V ini, juga menjadi penyebab rekanan basilateh angan bekerja dilapangan.”Ya, karena BWSS terkesan melindungi,” katanya. Nv
ivermectin 6 mg tablets for humans – ivermectin 12 mg order tegretol for sale
accutane 40mg cheap – buy isotretinoin 10mg for sale buy linezolid 600 mg generic
amoxicillin drug – diovan 160mg ca combivent pill