Sudahlah, pekerjaan terlambat dan dikenakan denda, pekerjaan dilapangan terindikasi semrawut. Menariknya, aksi bungkam juga menyertai pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi drainase lingkungan paket 2, berlokasi di Mata Air Padang.

PADANG, INVESTIGASI_Sebulan yang lalu dikonfirmasikan proyek
Pemerintah Kota Padang, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi drainase lingkungan paket 2, kepada Marzuki Dinas Perkim Padang. Jawaban diterima menunggu laporan pengawas. Dan, ia terkesan tak mau langsung kelapangan meski diajak media ini.

Sekarang, semrawut proyek bernomor kontrak : 137/Kont-PSU/APBD/DPERKIM/2021, tanggal kontrak 06 September 2021, terbukti. Pasalnya, proyek senilai Rp531.682.698,47, sumber dana APBD Kota Padang, itu tak selesai sampai akhir tahun. Dan, pekerjaan dilakukan tambah waktu serta dikenakan denda. Bahkan, kesemrawutan itu, masih menyertai proyek waktu pelaksanaan 90 hari kalender tersebut.

Terbukti, proyek yang dikerjakan kontraktor pelaksana CV. Rinda Karya, konsultan pengawas CV. Gradasi Sembilan Konsultan, pasangan batu terkesan asal asalan. Batu diduga diambil dari galian lokasi pekerjaan, berselimut tanah langsung dipasang. Tanpa dilakukan pencucian. Dinding pasangan batu terlihat berselimut tanah. Bahkan, ada juga pasangan batu yang sudah lepas.

Telusuran media ini, Sabtu (15/2) kelokasi pekerjaan, sebagian besar pasangan batu belum dilakukan plasteran. Diprediksi akan susah melakukan plasteran, karena pasangan batu terkesan tak rapi dan beraturan. Dan, modusnya sama dengan pekerjaan dilokasi RT02/RW 11 Skep Kampung Tuo dilakukan pembongkaran, karena tak sesuai gambar kerja.

Menariknya, meski terlambat dari jadwal dan dikenakan denda, tak ada niat rekanan untuk memacu pekerjaan. Faktanya, Sabtu (15/2) tak terlihat aktifitas pekerjaan dilapangan.”Sudah berapa hari ini, pekerjaan tak jalan. Entah apa sebabnya saya juga tak tahu. Padahal, pekerjaan sudah masuk tahun 2022 dan masih terbengkalai,” kata Malin warga setempat

Ia juga mengatakan, kalau boleh bertanya, apakah warga boleh mengawasi pekerjaan. Apakah warga berhak mengetahui gambar kerja. Soalnya masih dilokasi yang sama, ada pekerjaan yang dibongkar. “Dan, cara kerjanya sama dengan yang dibongkar tersebut,” katanya, sembari mengatakan, pekerjaan tanpa sosialiasi dan koordinasi dengan warga dari awal.

Marzuki dari Dinas Perkim dan Lola pengganti Marzuki yang terlibat dalam pekerjaan proyek tersebut, terkesan bungkam dan tak ada jawaban. Begitu juga Rio disebut sebut Direktur perusahaan tersebut juga tak bisa dikonfirmasikan. Bahkan, terkesan memblokir WA media ini. Sampai berita ini diturunkan dan menunggu jawaban dari Dinas Perkim selama dua hari, namun tak ada juga tanggapan. Nv