Nof Hendra, Pegiat Sosial : Adakah, Pengaruh Pemilu 2024, Terhadap Ekonomi Indonesia?

Spread the love

Pemilu Serentak akan digelar di Indonesia pada 2024. Anggaran dana pemilu untuk pesta demokrasi di Indonesia ini juga menjadi salah satu fokus pemerintah pada APBN 2024.

Pegiat media sosial Indonesia Nof Hendra mengatakan kepada awak media, Minggu (31/12/2023), dampak Pemilu dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, dampak langsung adalah berupa meningkatnya konsumsi pemerintah. Kedua, dampak tak langsung adalah meningkatnya konsumsi masyarakat.

Apa pengaruh Pemilu 2024 terhadap ekonomi Indonesia? Berbagai kegiatan terkait dengan pemilu ini tentu turut menyumbang tambahan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Jadi, secara tidak langsung turut menstimulasi peningkatan pendapatan nasional dan juga menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Namun, pengaruh belanja terkait Pemilu terhadap angka pertumbuhan PDB sering kali menghilang segera setelah puncak musim kampanye berakhir.

“Justru mengkhawatirkan saat ini adalah investasi domestik atau PMDN (penanaman modal dalam negeri) yang menunjukkan tren tetap, bahkan sedikit menurun,” ujarnya.

Oleh sebab itu, pelaku usaha dan investor domestik perlu terus didorong dan ditingkatkan kontribusinya.

Kendati mengalami pelemahan temporer, ekonomi domestik akan kembali stabil setelah hasil Pemilu nanti keluar.

Dia juga menambahkan, di sisi lain, ada kecenderungan dalam 4 pemilu terakhir, investasi asing atau PMA (Penanaman Modal Asing) mengalami perlambatan. Namun, akan bisa segera pulih kembali pada saat hasil pemilu sesuai dengan ekspektasi para pelaku pasar dan ekonomi.

“Sebenarnya yang lebih mengkhawatirkan adalah, ekonomi Indonesia pada 2024 juga berpotensi mengalami kemunduran. Sebab di tengah-tengah tekanan ekonomi global, belanja fiskal untuk mendorong laju perekonomian Indonesia minim, selain belanja untuk Pemilu atau Pilpres 2024,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani telah menggelontorkan dana sebesar Rp14 triliun dari APBN untuk belanja pemilu hingga 19 September 2023. Adapun total pagu anggaran pemilu di 2023 sebesar Rp30 triliun dan tahun 2024 sebesar Rp37,4 triliun.

“Realisasi anggaran Pemilu 2023 sudah 46,7 persen atau Rp14 triliun dari pagu Rp30 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, dikutip, Kamis 21 September 2023.

Secara rinci, realisasi belanja pemilu di 2023 sebesar Rp12,6 triliun digunakan untuk realisasi melalui KPU dan Bawaslu. Adapun antara lain untuk belanja pembentukan Badan Adhoc, penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah. Kemudian untuk pemutakhiran data pemilih, penyusunan daftar pemilih, pengelolaan, pengadaan, laporan, dan dokumentasi logistik. 

Kemudian, realisasi melalui 14 Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar Rp1,4 triliun untuk pengamanan pemilu, pengawasan dana, penanganan pelanggaran kode etik, diseminasi informasi, sosialisasi, dan peliputan terkait pemilu. Serta pembuatan pos pemilu dan diklat terpadu pidana pemilu.

Disisi lain, pemerintah juga sudah membelanjakan anggaran pemilu senilai Rp3,1 triliun di 2022, dan menyiapkan alokasi anggaran pemilu di 2024 senilai Rp 37,4 triliun. Sehingga total anggaran pemilu secara multiyear (3 tahun) sebesar Rp70,6 triliun.

“Diantara daftar belanja fiskal pemerintah yang panjang ini, tampaknya tidak ada satupun yang diperkirakan akan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia pada 2024 secara signifikan selain belanja terkait pemilu legislatif dan pilpres,” pungkas Nof Hendra.

More From Author

Rumor tak Sedap Beredar, Indra Datuak Rajo Lelo : Tidak Ada Anak Emas di Liga 3 Asprov PSSI Sumatera Barat

Naldi Daslaizar, S.Pd, Sukses Antarkan PS Pasbar Babak Semi Final Liga 3 Asprov PSSI Sumatera Barat, Berharap Dukungan Warga Pasaman Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT