
Entah apa yang terjadi pada PSP Padang. Klub legenda perserikatan dan Divisi Utama dan Liga Kansas itu, tak lagi melihatkan kegarangan. Pandeka sudah tak lagi sehebat dulu. Disegani di Indonesia, karena sepak terjangnya. Jangankan tingkat nasional, antar kampung (Tarkam) tak lagi bertaji
Padahal, PSP Padang, termasuk klub disegani. Pernah menancapkan eksistensi di kompetisi kasta tertinggi pada musim musim awal era profesional pasca peleburan Perserikatan dan Galatama. Klub kebanggaan urang awak ini promosi dari Divisi 1 ke Liga Kansas 1996 – 1997.
Di Liga Kansas 1996 – 1997, PSP tidak mau kalah gereget dari klub lain yang berlebel raksasa. Bahkan, berani merekrut trio Brazil eks Semen Padang, Antonio Claudio, Brazio dan Claudio Luzardi. Tak pelak, derbi dengan Semen Padang selalu ditunggu pecinta sepakbola di Ranah Minang ini.
Pernah turun kasta bersama dua klub lain. Persiraja Banda Aceh dan Persikabo Bogor. Moment yang sangat pahit, menandai akhir perjalanan mereka di level elite. Meski sempat merangkak naik saat promosi dari Divisi 1 ke Divisi Utama era ISL 2007, PSP Padang kembali terpuruk. Bahkan, sampai sekarang abadi di Liga 3.
Banyak melahirkan pemain dan pelatih nasional. Namun, terlalu panjang untuk menceritakan eksistensi di tingkat elit sepakbola nasional. Karena, itu hanya masa lalu dan tak pernah bangkit lagi. Bahkan, terpuruk di kasta terendah sepakbola Indonesia. Naif, klub besar, terjun kejurang yang dalam.
Selama dipegang dua Ketua Umum, Mahyeldi Walikota dan digantikan Hendri Septa juga Walikota Padang, PSP seakan tak mendapat perhatian. Tak perlu panjang lebar berbicara. Buktinya, saat mengarungi Liga 3 Asprov Sumbar musim 2023 – 2024, seakan lepas dari perhatian walikota yang juga menjabat Ketua Umum PSP Padang
Penulis merasa sedih, bercampur pilu, saat menyaksikan PSP Padang bertarung di Liga 3 Asprov Sumbar musim 2023 – 2024. Langkah PSP Padang terhenti di semi final. Itupun disingkirkan klub debutan Josal FC Piaman. Bukan kekalahan dramatis, tapi kekalahan tragis. Dibantai di 2 leg laga dimainkan. Sebelumnya pada Liga 3 Asprov Sumbar musim 2021 – 2022, PSP Padang juga terhempas di semi final, setelah dikalahkan PSBK Bukittinggi diwarnai tragedi 2 menit.
Memilukan saat memasuki delapan besar diselenggarakan di Stadion Sungai Sarik, PSP Padang tak pernah dikunjungi Ketua Umum dan tak pernah datang menjelang. Melihat pemain berjuang, membawa nama besar PSP Padang. Tak terlihat mobil plat merah Pemko Padang parkir di Stadion Sungai Sarik, Kabupaten Padang Pariaman
Padahal, saat PS. Pasbar bertanding , plat merah Pemkab Kabupaten Pasaman Barat, mewarnai halaman parkir Stadion Sungai Sarik. Begitu juga, PSPP Padang Panjang bertarung, Pj Walikota Sonny Budaya Putra didampingi OPD dan ASN, turun kelapangan memberikan suntikan semangat untuk pemain. Mobil plat merah Pemko Padang Panjang berjejeran di lapangan parkir Stadion Sungai Sarik. Dukungan PJ Walikota, OPD dan ASN itu, suplemen luar biasa menyemangati pemain.
Entah apa penyebab dan apa alasannya, Walikota Padang, tak pernah hadir menyaksikan pemain bertanding. Tak pernah datang menyemangati PSP Padang bertarung. Kalau sibuk, semua kepala daerah juga sibuk. Kok, tak ada waktu luang untuk memberikan perhatian, menyemangati pemain. Apakah ini, juga menjadi penyebab, kegagalan PSP Padang. Entahlah. Bersambung
Penulis
Novri Investigasi
Pemerhati Sepakbola