Ka Surau babaju batik
Ka Surau babaju batik
Surau banamo Nurul Iman
Talatak di Sungai Tanang
Kok Apak iyo lah di lantik
Nan kami ka di pangaan
Dek timses juo Apak manang

Pasca pelantikan kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024, para timses pun, terlihat sibuk. Bahkan, ada yang langsung ke Jakarta untuk menyaksikan pelantikan dan sekedar setor wajah. Berpoto bersama kepala daerah, seakan membuktikan, ia timses yang berjuang selama ini. Bahkan, poto diposting diberbagai media sosial, seakan saksi bisu, ia ikut berjuang memenangkan kepala daerah itu.
Biasanya untuk timses ring 1, mungkin ada kesepakatan dan perjanjian. Karena, ikut berkorban materi, pikiran, tenaga dan pengaruh ditengah masyarakat. Menjadi persoalan timses ringstone, tukang hoyak, tukang sorak, merasa ikut berjasa, juga menanyakan jatah atas jasanya selama ini, bersorak dilapangan. Jumlahnya,yang mengaku ikut berjasa, jumlahnya ribuan, tentu sulit juga berbagi jatah.
Kita kesampingkan dulu, timses ringstone, tukang sorak, tukang hoyak. Untuk timses ring 1, terdistribusikan kedua arah. Pertama, mendapat jabatan tertentu dalam pemerintah atau lembaga yang dikuasai pemerintah, seperti BUMN, BUMD, Baznas. Kedua, menjadi lembaga politik bayangan yang bisa mempengaruhi mekanisme kerja adminstratif pemerintahan (bisa berupa makelar proyek dan jabatan)
Nah, timses ring 1 berpotensi menyimpang dalam pemerintahan. Bagi bagi jabatan dan praktek bagi bagi kue paket kepada timses, praktek yang sudah terjadi. Timses dalam wujud ‘makelar proyek dan jabatan berpotensi menggunakan anggaran yang tidak transparan untuk kepentingan kelompok atau pribadi
Pengadaan proyek dan jual beli jabatan, tidak transparan, sehingga menguntungkan perusahaan atau rekanan dekat timses. Bahkan, mereka juga bisa mempengaruhi kebijakan dalam penitipan jabatan. Jual beli jabatan, bagian dari tugasnya. Wajar saja, ada asumsi ‘makelar proyek dan walikota malam’ pintu masuk menuju jalur korupsi
Beda dengan timses dibawah ring 1 atau sebutlah ring 2, ring 3. Termasuk juga tim pemenangan relawan, berharap juga ada jatah bisa dimainkan. Ya, bisa jadi paket Penunjukkan Langsung (PL). Atau cara lain yang bisa dimanfaatkan untuk mencari peluang mendatangkan uang
Bagaimana Kota Padang?
Menarik menyikapi persoalan timses di Kota Padang. Tim pemenangan Fadly Amran – Maigus Nasir, baik timses dari partai maupun relawan, terbentur oleh pernyataan Fadly Amran. Saat kampanye, dengan tegas mengatakan, tak ada fee proyek, tak ada walikota malam. Apakah ini, sinyal menutup peluang timses?
Terbetik juga kabar, ada fakta integritas di internal Partai Nasdem, kader dilarang bermain dan menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi. Termasuk juga, meminta fee atau menjadi makelar proyek. Lalu, bagaimana dengan timses relawan? Bukankah, seseorang berjuang, tentu ada yang diharapkan. Berdarah darah dilapangan, pasti ada balas imbalan. Tunggu saja
Penulis
Novri Investigasi