Banyak tudingan, tumpukan sedimen yang diletakkan ditrotoar sangat menganggu kenyamanan pejalan kaki dan keindahan kota. Namun, tak begitu banyak yang tahu, kenapa dibiarkan dulu sebelum diangkat kelokasi disposal (pembuangan).
PADANG, INVESTIGASI_Padang Bagoro yang dicanangkan Walikota Padang, tanggal 17 Juli 2022, juga diikuti seluruh OPD dan masyarakat kota padang. Termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Salah satu yang fokus untuk dilakukan goro adalah penggerukan sedimen dan sampah di sepanjang bandar Jati. Bahkan, penggerukan sedimen itu, tetap dilanjutkan oleh Dinas PUPR.
Ada tudingan sedimen yang bertumpuk di trotoar, terkesan dibiarkan dan membuktikan tak profesional dalam bekerja. Padahal, sengaja sedimen dalam tumpukan karung itu dibiarkan. Tujuannya, disamping menghitung volume sedimen yang dikeluarkan sepanjang bandar jati, juga untuk mengeringkan karung dari air sedimen(lumpur) dan sampah itu. Sebab, kalau langsung diangkat menggunakan dump truck, tentu rembesan air sedimen akan membasahi & berserakan sepanjang jalan yang dilalui.
“Penumpukan sedimen ditrotoar bersifat sementara untuk menghitung sedimen yang dikeluarkan dan membuang air lumpur pada karung. Tujuannya, agar pengangkutan sedimen ke pembuangan (disposal), tidak berserakan di jalan,” kata kabid SDA & drainase Dinas PUPR Padang (Nico Lemana), seraya mengatakan, ini dibersihkan oleh tim OP Drainase dan tidak dikerjakan pihak ketiga. Mereka adalah pekerja lepas harian.
Juga disebutkan, kenapa penggerukan tak menggunakan alat berat, itu punya alasan tersendiri. Disamping melanjutkan Padang Bagoro, juga menjaga bangunan drainase disepanjang saluran primer tersebut. Sebab, saluran primer bandar jati sudah banyak yg keropos dan rentan runtuh pabila dikerjakan dengan alat berat, jika menggunakan alat berat, tentu getarannya mempengaruhi bangunan lain.”Ya, solusinya penggeruk dilakukan secara bergotong sembari mendukung program Padang Bagoro,” ungkapnya. Nv