Prediksi Investigasi Terbukti, Proyek Akses Pelabuhan Teluk Tapang Senilai Rp216 M, Bakal Terkendala AMP, Peralatan dan Material

Spread the love

PASBAR, INVESTIGASI_Perusahaan luar, plat merah sekalipun akan mengalami kendala bekerja di Sumbar, terutama pekerjaan jalan nasional. Aspal Mixing Plant (AMP) dan kurangnya peralatan, yang menjadi persyaratan utama, termasuk juga persyaratan E Katalog, susah dipenuhi, sebab harus membeli di aspal di AMP dan merental peralatan pada perusahaan lain.

Terbukti, perusahaan plat merah yang mengerjakan
pembangunan akses Pelabuhan Teluk Tapang di Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat, masih terkendala pekerjaannya. Faktanya, hingga akhir tahun 2023 masih minus 9,28% dari rencana progres. Padahal, sesuai kontrak, akhir Desember 2023 bobot fisik harus mencapai 73,7%.

Bahkan, Supervisi Enggenering perusahaan itu, Bahrum, mengaku bobot pelaksanaan pekerjaan proyek ruas Pelabuhan Teluk Tapang hingga 11 November 2023 minus 9,28%

Penyebabnya, ditemukan dilapangan, sejak pekerjaan terkontrak kebutuhan suplai material timbunan jenis sirtu dari 48 tronton perhari sesuai schedule, hanya rata – rata dapat dipenuhi oleh PT. WIKA 11 tronton perhari. Itupun, disuplai melalui perusahaan di Padang Sawah Kabupaten Pasaman.

Untuk kebutuhan aspal 620 ton, rata – rata dipenuhi hanya 410 ton perhari. Sementara, dalam kondisi normal untuk semua kebutuhan struktur badan jalan itu, aspal hanya tersedia 360 ton perhari.

Ada tiga perusahaan yang menjadi suplayer aspal kepada PT. Wika, PT. Petarangan Utama, PT. Statika Mitra Sarana dan perusahaan yang berasal dari Bawan AKBP. Artinya, dengan tergantung kepada AMP perusahaan lain, menjadi penyebab terkendalanya pekerjaan.

Begitu juga, untuk pengadaan timbunan pilihan, selama proses pelaksanaan proyek berlangsung, pernah terjadi selama hampir dua bulan timbunan pilihan, jenis sirtu tidak masuk ke proyek. Penyebabnya, sulit mendapatkan material yang di datangkan dari sumber galian C berizin lengkap

Untuk pengadaan material agregat A didatangkan dari
suplayer di Padang Sawah PT. Abib Perkasa. Hanya bisa mendatangkan, dengan rekor tertinggi 31 tronton 21 tronton suplayer PT. Statika Mitra Sarana dan 23 trip dumtruk yang berasal dari perusahaan PT. Peridon Siap Maju, milik Najjar Lubis.

Termasuk juga, proses penggunaan keuangan, kegiatan pada ruas proyek Teluk Tapang, ditahun 2023 mencapai 66,41 % dengan pencapaian kinerja fisik pekerjaan mencapai 73,7 %.. Begitu juga, kendala dan hambatan yang terjadi sejak di terbitkannya SCM, tanggal 11 November 2023.

Sebab, terjadi adendum justifikasi teknis perubahan item pelaksanaan pekerjaan dari pekerjaan galian biasa kepada pekerjaan galian batu. Pada item bekisting yang ada pada KM 40, sesuai rencana awal akan dilaksanakan Oktober 2023 dan terkendala proses perizinan di Mabes Polri. Sebab, pelaksanaan pekerjaan bekisting tersebut membutuhkan skil dan keahlian telah diakui negara.

Bahrum, berdalih, untuk peralatan dilapangan, semuanya sewa. Dan, ini penyebab terjadinya kendala pada proyek strategis negara didanai melalui alokasi anggaran SBSN tahun 2022 sampai dengan tahun 2024, bernomor kontrak 14/PKK/SK-PJN1-Bb.03.23.1.4/IX/2022 tertanggal 09 September 2022, waktu pelaksanaan 600 hari kalender dengan tahun anggaran 2022 – 2024, dikerjakan
PT. Wika KSO PEP, nilai kontrak Rp.216.419.511.400, itu

Memang telah dilakukan pengaspalan di lokasi proyek Teluk Tapang itu. Ada beberapa catatan, diantaranya, metode kerja tanpa timbunan pilihan sirtu pada titik tertentu ruas proyek akses Teluk Tapang
STA 26 + 150 sampai STA 26 + 30. Selanjutnya, pelaksanaan pekerjaan ruas pembangunan Teluk Tapang, untuk pekerjaan pasangan batu dan mortar pihak PT. Wika melakukan pekerjaan subkontraktor.

Dan, pada titik tertentu menggunakan material batu cadas, bekas galian setempat. Ini ditemukan sepanjang ruas yang di laksanakan oleh PT. Wika KSO P.E.P. Bahkan, pihak subkontraktor di lokasi juga ditemukan pasangan mortar atau saluran menggunakan batu pecah.

Diduga didatangkan dan diambil sepanjang lokasi pekerjaan. Ditemukan juga, pelaksanaan pasangan mortar maupun pasangan batu pada titik tertentu kedalaman galian, ketebalan dan ukuran pasangan batu, diragukan. Pada pekerjaan lain, seperti penghijauan atau pemasangan deomet, hitungan bulan, sudah ada yang ambruk dan roboh dilokasi pekerjaan.

Catatan lain, bekas galian setempat, seperti timbunan bagian dasar badan jalan, pengamatan dilapangan mulai dari STA 29 + 000 sampai STA 37 + 500 telah dilakukan penghamparan timbunan pilihan. Dan, tidak terlihat menggunakan galian C, seperti sirtu atau kerikil, melainkan seperti timbunan bercampur tanah bercampur bebatuan sebagai lapisan dasar.

Saat rekanan melakukan penghamparan base itu, terlihat masih dalam kondisi tanah kuning pada titik tertentu dan langsung dilakukan penghamparan base. Bahrum, Supervisi Enggenering mengatakan, timbunan pilihan dari hasil galian setempat sudah dirapatkan dan sepengetahuan PPK 1.4.

Bahkan, dalam rapat juga dihadiri Satker PJN I Sumbar. Kesimpulan, sejauh memenuhi standar labor, material timbunan pilihan diizinkan untuk digunakan. Itupun tak dibayarkan, hanya biaya pengangkutan dilokasi proyek.

Sedangkan, ketebalan timbunan pilihan, katanya, bervariasi sesuai kondisi lapangan, antara 15 – 20 Cm dan tidak menggunakan agregat kelas B. Tebal angregat kelas A 30 Cm, dan AC WC tebal 4 Cm. Ukuran lebar bahu jalan 1,5 Cm, lebar badan jalan 6 meter. Material dipakai, baik dari dalam lokasi ataupun dari luar lokasi pekerjaan sudah diuji di laboratorium. Hasilnya, memenuhi kualitas standar pengujian. BY/NV

More From Author

Cegah Konflik Jelang Pemilu 2024, Intelijen AD Adakan Pembinaan Komunikasi di Padang

Yuk, Kita Dukung Silva Hayati ‘Gadih Minang’ di Konser Fifti Fifti Group 6 Dangdut Academy 6 Indosiar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ADVERTISEMENT