
Basabab hati maraso ibo
Di malam langang baisak tangih
Antah apa sabab jo karano
Carito tambang ilegal tak kunjuang habih
Mangana untuang jo parasaian
Di rantau urang badan tagamang
Alah banyak korban bajatuhan
Tambang ilegal makin bakambang
Bakato urang nagari nan ko
Marambah sakahandak hati
Tambang ilegal manih cando gulo
Mako banyak nan malindungi
Kegiatan ilegal mining yang disebut operasi (PETI), makin menarik untuk ditelusuri. Bahkan, kegiatan ilegal mining itu, menghiasi berbagai media cetak, televisi, online maupun media sosial. Banyak sudah, ditindak lanjuti, namun ada juga yang masih beroperasi sampai kini
Entah apa yang terjadi, jeritan rakyat tak ada arti. Meski, sudah dilakukan razia dibeberapa wilayah, seperti Sijunjung dan Pasaman barat, Kabupaten Solok dan beberapa lokasi di Sumbar, tak membuat jera. Seakan razia formalitas saja. Tutup sementara, beroperasi lagi
Sadisnya, walau banyak korban berjatuhan, oknum aparat dor doran. Tambang ilegal tetap bertahan. Siapa yang menghalangi, akan berhadapan dengan preman atau oknum yang mendapat jatah bulanan
Jangan coba coba untuk menghalangi, apalagi ikut mengawasi. Resiko berat akan menanti dilapangan. Kekerasan dan brutal, siap menghadang jika ada yang datang
Wartawan dan Warga Jadi Korban
Dan, ini dialami sendiri empat wartawan yang melakukan investigasi di Tanjung Lolo, Kecamatan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung. Mereka mengendus, ada praktek tambang dan BBM ilegal disana
Apa yang terjadi? Empat wartawan itu mengalami penganiayaan dan pemerasan. Mereka ditenggarai dirampok, diniaya dan diperas. Sungguh tindakan tak berprikemanusiaan terhadap jurnalis yang melakukan kontrol sosial
Begitu juga warga, menjadi korban kegiatan memperkaya diri, tanpa peduli kegiatan mereka memakan korban.
Jeritan warga menjadi korban, tertahan tanpa ada yang mendengar. Raungan alat berat eskavator, terus bergema memecah kesunyian. Kepada siapa lagi mengadu, semua terasa buntu. Nyanyian hati, seakan tak berarti. Karena, kegiatan ilegal itu banyak melindungi
Masyarakat berharap, pihak Kapolri benar-serius menindak tambang ilegal. Sebab, raungan alat berat eskavator, sangat leluasa, seakan tidak bisa dihentikan. Bahkan, Bahan Bakar Minyak (BBM) digunakan, pembelian dari solar subsidi, berjalan aman
Kegiatan ini sudah begitu lama terjadi di dalam kawasan hutan lindung. Sehingga, membuat air sungai tercemar. Bahkan, mengalir jauh ke permukiman warga. Wajar, masarakat mengeluh ulah air sungai yang tidak pernah jernih dan keruh yang dikonsumsi tiap hari.
Longsor dan banjir, mengiringi tambang ilegal itu. Korban nyawa berjatuhan, rumah dan harta, hanyut terbawa banjir dan tertimbun longsor. Mereka tak perduli. Keserakahan telah menguasai diri. Entah sampai kapan ini terjadi. Jangan tanya pada rumput bergoyang. Karena, mati dilindas eskavator membabat dengan garang
Penulis
Novri Investigasi