PADANG–INVESTIGASI, – Kecamatan Lubuk Begalung menggelar kegiatan sosialisasi tradisi “Manjujai” ( cara cara mendidik anak sejak dini ala tradisional), kemaren, di Kantor Camat setempat
Acara ini bertujuan untuk melestarikan tradisi pengasuhan balita yang sehat dan berbudaya sebagai upaya mendukung pertumbuhan serta perkembangan anak secara optimal, sekaligus menjaga kearifan lokal di tengah masyarakat Kota Padang.
Sosialisasi ini diadakan dalam rangka mempersiapkan pelombaan Kreativitas Anak Nagari Nan XX yang akan digelar pada bulan November ini dengan tema ‘Mewujudkan Generasi Emas Melalui Pelestarian Nilai Budaya Sejak Usia Dini’.
Jenis perlombaan yang akan diadakan mencakup lomba Manjujai antar guru TK/PAUD, mewarnai media karakter, tari batok, lomba menggambar kolase rumah gadang, dan lomba lagu Minang dengan tema keluarga. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas anak dan melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau.
Manjujai, atau jujai, merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Minangkabau yang diwariskan di Sumatera Barat. Dalam sosialisasi ini, tradisi Manjujai diperkenalkan kepada kepala sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan kader PKK Kecamatan Lubuk Begalung agar mereka dapat mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam pengasuhan dan pendidikan anak sehari-hari.
Sosialisasi ini menjadi salah satu langkah nyata Kecamatan Lubuk Begalung untuk menanamkan nilai budaya Minangkabau sejak usia dini di Kota Padang.
Camat Lubuk Begalung Nofiandi Amir, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung tradisi pengasuhan ini.
“Manjujai adalah istilah kata dari ‘manunjuk a jo maajai’, ini tanggung jawab kita bersama, bukan hanya keluarga, tetapi seluruh orang di sekitar anak turut memiliki peran dalam memberikan stimulasi yang positif. Lewat tradisi ini, anak-anak kita merasa nyaman, dicintai, dan tumbuh dalam lingkungan yang menghargai budaya serta nilai-nilai moral,” jelasnya.
Nofiandi menambahkan bahwa kegiatan ini memiliki dampak besar bagi Kota Padang, karena menanamkan akhlak yang baik dalam pengasuhan berlandaskan filosofi ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’.
“Kami harap kegiatan di Lubuk Begalung ini dapat menjadi contoh bagi kecamatan lain di Kota Padang untuk lebih memperhatikan pola pengasuhan berbasis budaya lokal,” ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Buya Risyandi yang merupakan unsur KAN kecamatan lubuk begalung menyampaikan pentingnya nilai spiritual dalam setiap aspek pengasuhan, termasuk tradisi Manjujai.
“Manjujai bukan sekadar tradisi, tetapi juga cara mendekatkan anak kepada nilai-nilai agama sejak dini. Ketika kita menimang anak dengan lantunan salawat, doa, atau nasihat, kita sedang menanamkan kecintaan pada agama dan membiasakan anak hidup dalam suasana yang penuh berkah,” ujarnya.
Buya Risyandi juga menekankan bahwa tradisi ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kasih sayang dan perhatian dalam mendidik anak.
“Setiap bentuk stimulasi yang kita berikan kepada anak akan membentuk akhlak dan kepribadiannya. Tradisi Manjujai mengandung doa dan harapan bagi anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan berakhlak mulia,” tambahnya.
Menurut buya, dengan melibatkan elemen agama dan budaya secara harmonis, Manjujai mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti luhur, selaras dengan nilai-nilai “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.”
Dengan dilaksanakannya sosialisasi ini, diharapkan para pendidik dan kader PKK dapat menerapkan pola pengasuhan yang berlandaskan budaya dan agama dalam keseharian, serta mempersiapkan generasi yang siap berkompetisi dan berprestasi dalam pelombaan yang akan datang.
Kegiatan ini diharapkan menjadi kontribusi positif bagi Kecamatan Lubuk Begalung dan Kota Padang secara keseluruhan dalam mewujudkan generasi emas 2045. —RA