PADANG, INVESTIGASI_ Pembiaran bengkalai pembangunan Gedung Kebudayaan Sumatera Barat (GKSB) adalah bentuk ketidakpedulian Pemerintah terhadap perkembangan seni-budaya daerah ini, kata DR Hermawan, MHum pada Orasi Budayanya di Panggung Ekspresi Forum Perjuangan Seniman (FPS) Sumbar, Selasa malam 30 April 2023.
Menurut Hermawan, staf pengajar Universitas Rokania, Riau ini selain Taman Budaya yang mendesak untuk diselesaikan, juga hendaknya menyegerakan pembentukan lembaga kebudayaan non pemerintah seperti Majelis Kebudayaan Sumatera Barat dengan melibatkan budayawan dari berbagai organisasi seperti alim ulama, tokoh adat dan tradisi, akademisi, serta seniman.
Panggung Ekspresi FPS Sumbar yang ke 14 ini menurut koordinator kegiatan, Zamzami Ismail akan terus dilaksanakan dengan cara kebersamaan antar seniman dan budayawan daerah ini, selain mendesak penyelesaian Taman Budaya juga ikut terlibat membahas Ranperda Pemajuan Kebudayaan yang saat ini sedang dirancang oleh DPRD Sumbar.
“Kita tidak bisa lepas dari filosofi ABS SBK, karena apa pun kerja kebudayaan harus mengacu pada Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” kata Zamzami saat membuka kegiatan.
Panggung Ekspresi ini dimeriahkan oleh penampilan kesenian dari kaum milenial, yakni Sanggar Tari Saiyo Sakato pimpinan Ardiman, SPd dan Studio Merah FHUK Unand pimpinan Redo Arifin yang menampilkan komposisi musik yang mendapat apresiasi dari audience. Selain tentunya juga grup KPJ Sakato pimpinan Doni Kamardi. Solo Song oleh Aisyah, monolog Gila karya Putu Wijaya yang dimainkan Muslim Noer dan tentunya juga baca puisi oleh Syarifuddin Arifin dan Dadang Leona. If