
Oleh
Musfeptial Musa
Peneliti Ahli Madya
Badan Riset dan Inovasi Nasional
Pada masyarakat kita penamaan suatu tempat berkaitan erat dengan kearifan lokal. Pengetahuan lokal menjadi penting pada tataran ini.
Banyak nama yang berkaitan dengan pengetahan local. Satu di antaranya penamaan tempat di daerah Kecamatan Kuranji Padang.
Nama tempat, yaitu Apa yang pada masyarakat merupakan nama yang biasa biasa sebenarnya mengandung makna yang penting. Bagi Masyarakat nama ini biasanya menjadi teka-teki.
Teka-tekinya, setelah Rawang apa? Jawabnya tentu daerah Apa. Nama Apa secara toponimi memiliki relasi dengan pengertahuan lokal. Daerah Apa memiliki historis masa lalu yang berkaitan dengan teknologi masyarakat.
Nama Apa berkaitan erat dengan pengetahuan tradisional bendi atau andong, dan padati. Masyarakat Kuranji (Pauh IX) dan Pauh merupakan masyarakat yang memang memiliki historis dengan kuda, bendi dan padati. Padati merupakan alat transportasi angkut barang yang pada masa lalu menjadi penting. Padati ditarik oleh sapi atau jawi. Demikian juga dengan bendi. Alat angkut ini ditarik oleh kuda.
Menariknya, pada masa lalu bendi yang yang ditarik kuda menjadi pekerjaan banyak masyarakat Kuranji dan Pauh.
Wajar pula, karena kecerdikan seorang pencipta lagu Minang bernama Syam Tanjung. menjadikan aktifitas orang Kuranji dan Pauh masa lalu itu menjadi bagian dari lirik lagu yang diciptakannya
Seperti
Urang Pauh bakudo lima
Saiku pamutuih tali
Urang jauh bakirim bungo
Layu jo apo ka denai ganti
Alih-alih:
Orang Pauh berkuda lima
Seekor pemutus tali
Orang Jauh berkirim bunga
Layu dengan apaakan saya ganti
Apa terletak di antara Bariang dan Rawang Ketapiang. Pada masa lalu daerah ini didiami oleh banyak pandai besi. Pekerjaan pandai besi bagi orang Minang disebut dengan istilah maapa.
Maka daerah tempat tinggal orang yang pandai maapa besi tersebut disebut dengan Apa.
Nama itu diabadikan dan digunakan sampai sekarang. Maapa di daerah ini hanya khusus untuk pembuatan roda padati, bendi, kaki besi untuk kuda yang biasa digunakan dalam berjalan.
Sebenarnya ada lagi daerah di Pauh yang juga menjadi pandai besi, yaitu dekat dengan Simpang Banda Buek. Akan tetapi, hanya khusus pada pembuatan senjata tajam dan alat pertanian. Menariknya di daerah ini dibuat senjata tajam yang berfungsi sebagai alat pemotong rumput. Alat ini terkenal dengan nama Sabik Alai.