
PADANG, INVESTIGASI_Air yang mengaliri sungai di Tanah Mati Lubuk Begalung sampai Muara Padang, melewati banjir kanal, terhadang oleh bermunculan ‘pulau’ sepanjang sungai itu. Bahkan, ‘pulau’ yang berdiri ditengah sungai, dikeruk warga. Sedimen pasir halus itu, ada yang dijual, ada juga untuk kebutuhan sendiri
Sungai sepanjang banjir kanal itu, sudah lama tak dilakukan pengerukkan oleh Operasional dan Pemeliharaan (OP) Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V. Bukan saja, terjadi pendangkalan, rumputpun tumbuh subur diatas sedimen, sehingga terlihat bak ‘pulau’ yang muncul kepermukaan
Pendangkalan sungai disepanjang banjir kanal, juga menuai sorotan warga. Padahal, akhir tahun ini, biasanya musim hujan. Debit air tinggi, sementara terjadi pendangkalan. Entah, apa sebabnya tak dilakukan penggerukan. Biasanya, ada dana OP BWSS V untuk penggerukan
Sembari, menemani salah seorang warga yang melakukan penggerukan, Minggu (27/10), di bawah Jembatan Parak Laweh, media ini melihat laki laki tua itu, mengumpulkan sedimen pasir menggunakan karung. Kata laki laki tua itu, sedimen pasir, sangat halus, cocok untuk bangunan.
“Sudah lama tak dilakukan pengerukan. Sehingga, terjadi pendangkalan sungai. Bahkan, rumput tumbuh subur diatas sedimen. Pasir yang berada dibawah tumpukan rumput, sangat halus. Sehingga, cocok untuk bangunan,” katanya, sembari menyebutkan, warga yang mengeruk sedimen ini, ada untuk dijual dan ada untuk pribadi bangunan rumah.
Ia juga menyesali, tak dilakukan pengerukan. Padahal, debit air sangat tinggi melintasi sungai ini, jika hujan deras. Dengan adanya, pendangkalan, air yang debit tinggi itu, bisa melimpah dan keluar dari sungai, menghantam perkampungan dan rumah warga.” Apalagi, di akhir tahun ini, biasanya musim hujan,” ulasnya.
Menariknya, saat dikonfirmasikan Satker OP Median dan PPK, Satriawan, pada hari yang sama tak ada tanggapan sama sekali. Padahal, sudah 5 jam dikirim ke WA nya, namun terkesan dicuekin. Nv