
Sedih, perih dan menyayat hati. Luka sepakbola Kota Padang, duka kita bersama. Pandeka Minang julukan PSP Padang, sampai sekarang masih terpuruk di Liga 3. Liga Antar Kampung (Tarkam) anekdot mengiring jatuh sampai ke titik nadir kesebelasan kebanggaan urang awak itu. Padahal, PSP Padang dulunya Klub Lawas Papan Atas kompetisi sepakbola di Indonesia.
Liga Indonesia 2001, terakhir PSP Padang bertarung di kasta tertinggi. Namun, kenyataan pahit menghampiri, karena terdegrasi di akhir musim. Hanya mampu menduduki posisi ke 15 dari 16 klup penghuni Group Barat A. Meski, sempat merangkak naik, saat promosi dari Divisi 1 ke Divisi Utama era ISL 2007, namun kembali terpuruk, hingga akhirnya sampai sekarang terbenam di kasta terendah.
Tidur panjang, tanpa terlihat tanda tanda kebangkitan mengiringi perjalanan PSP Padang. Kompetisi tempat seleksi pemain berbakat juga mati suri. Sudah berapa walikota yang memimpin Kota Padang, namun kondisi PSP Padang, tetap ditepi jurang. Pedihnya, pemimpin daerah ini, sibuk berselfi di lapangan hijau. Seakan cinta sepakbola. Poto dan gaya tersebar dimana mana. Layaknya Maradona saat meraih Piala Dunia
Hanya sekedar pencitraan dan prestise, bukan mengejar prestasi. Kalau di undang membuka turnamen, seakan sosok pemimpin yang cinta sepakbola. Tendangan pertama disambut gemuruh tepuk tangan. Setelah itu, tak lagi perduli kelanjutan untuk meraih prestasi. Menariknya lagi, saat meraih prestasi, malah terdepan menghampiri pemain. Datang ke stadion seakan prestasi ini, buah kepeduliannya.
Semasa kepemimpinan Mastilizal Aye, SH menggawangi Askot PSSI Kota Padang, kompetisi mulai jalan. Namun, kurang didukung pemerintah daerah, termasuk juga pengusaha yang ada di kota ini. Baru sebatas kompetisi, belum berlanjut ke prestasi. Toh, PSP Padang, kesulitan dalam mengarungi Liga 3, apalagi naik kasta ke Liga 2. Namun, setidaknya gairah sepakbola mulai terlihat.
Mimpi Mastilizal Aye, dengan bergulirnya kompetisi, akan melahirkan pemain berbakat dan bisa membangkit terandam sepakbola di Kota Padang, perlu dukungan kita bersama. Apalagi, impiannya ingin menjadikan PSP Padang, kembali disegani di kancah sepakbola nasional, tak bisa berjalan sendiri. Kepedulian pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mengejar impian.
Seiring akan berakhir masa jabatan Walikota Padang, kedepan kita harapkan akan terpilih sosok yang mencintai sepakbola. Ingin membesarkan sepakbola dan mengembalikan kejayaan PSP Padang. Karena, pemimpin yang ‘gila bola’ akan mencurahkan segala fikiran, waktu, energi dan materi untuk sepakbola. Bukan sekedar pencitraan dan selfi bermain bola. Semoga
Penulis
Novri Investigasi