SOLOK, INVESTIGASI_Resiko terbesar pada pekerjaan irigasi, pembangunan sarana dan prasarana pengendalian banjir adalah hujan dan banjir. Sebab, beresiko pekerjaan terkendala. Inipun sering menghantui rekanan, jika bekerja di sungai atau lokasi yang rentan banjir, apalagi diperparah, jika musim hujan.
Inipun terjadi pada pekerjaan pembangunan sarana/prasana pengendalian banjir Batang Lembang, di Kota Solok (lanjutan). Pasalnya, proyek bernomor kontrak : HK.02.03/BWS. SV. PJSA. IAKR/SP II/2023, tanggal kontrak 04 Agustus 2023, lokasi pekerjaan Kota Solok, dipenghujung Januari 2024, masih dikerjakan
Terlihat pekerjaan dimulai di jembatan itu, dibagian belakang, tepatnya diperumahan, masih belum dikerjaan. Begitu juga dinding pada pekerjaan senilai Rp14.227.606.000, sebagian masih terlihat kasar, belum diberi aci (plasteran). Genangan air, juga terlihat dilantai proyek dikerjakan PT. Pugabot Jaya Abadi, masa pelaksanaan 150 hari kalender itu.
Tentu, keterlambatan pekerjaan proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) SNVT PJSA WS Indragiri, Akuamar, WS Kampar, WS Rokan Provinsi Sumatera Barat ini, dipertanyakan berbagai kalangan. Sebab, proyek dengan konsultan pengawas PT. Dinar Rianda Consultan ini, tak tepat waktu.
Keterlambatan pekerjaan bersumber dana SBSN, tahun anggaran 2023 itu, ditanggapi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Eka Hendra Irawan. Katanya, via WA, Selasa (30/1), pekerjaan terkendala hujan dan banjir. “InsyaAllah, segera selesai,” sebutnya sembari mengatakan, material di quarry, ketika hujan juga terkendala.
Alasan lain, banyaknya kebutuhan material bersamaan dengan pekerjaan di kota, kabupaten maupun provinsi.”Untuk pekerjaan ini, tambahan waktu diberikan tahap pertama 50 hari kerja,” jelasnya. Nv
